Senin, 26 Agustus 2019

Sungdong Serius Relokasi Industri Galangan Kapal ke Bandar Kayangan


Investor asal Korea, Sungdong Industry Holding serius berinvestasi di Bandar Kayangan Lombok Utara. Perusahaan ini akan  merelokasi atau memindahkan industri galangan kapal yang berada di Korea ke Bandar Kayangan lantaran di sana biaya produksi  atau ongkos tenaga kerja sangat mahal.

‘’Dia merelokasi pabrik dari Korea ke Lombok. Dia cari kemudahan. Setelah dihitung dengan kebijakan di sana (Korea)  terutama ongkosnya mahal di tenaga kerja. Dia memindahkan dan memilih Lombok,’’ kata Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M. Sc, M.TP dikonfirmasi Suara NTB usai salat Idul Adha di Islamic Center (IC) NTB, Minggu, 11 Agustus 2019.

Ridwan mengatakan, Sungdong merupakan perusahaan raksasa di Korea. Perusahaan ini bergerak dalam bidang galangan kapal. Ridwan menjelaskan alasan Sungdong yang berencana memindahkan industri galangan kapal ke Bandar Kayangan.

‘’Kalau saya dengar dari Pak Son Diamar (Direktur PT. Diamar Mitra Kayangan, pengelola kawasan Bandar Kayangan) kenapa dia ke Lombok. Karena dia (Sungdong) gagal di Korea. Karena kebijakan politik di Korea sekarang, tenaga kerja mahal,’’ ungkapnya.

Apabila Sungdong meneruskan usahanya di Korea, maka kemungkinan mereka akan bangkrut. Akibat besarnya biaya produksi. Sehingga Sungdong mencari lokasi lain yang lebih menjanjikan investasinya. Dan dipilihlah Bandar Kayangan Lombok Utara.

Ia menuturkan kesungguhan Sungdong berinvestasi di Lombok Utara terlihat saat penandatangan nota kesepahaman beberapa waktu lalu. Saat menyampaikan sambutan ketika penandatangan nota kesepahaman dengan Gubernur NTB dan Bupati Lombok Utara. Pemilik atau bos besar Sungdong, Jung Hong Jun menyampaikan kesungguhannya berinvestasi di Bandar Kayangan.

‘’Semangatnya dia mantap sekali ke Lombok. Bahkan kepingin meninggalnya di Indonesia, di Lombok,’’ kata Ridwan yang ikut mendampingi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dalam penandatangan nota kesepahaman antara Sungdong dan Pemprov NTB dan Pemda Lombok Utara.

Mantan Kepala Bappeda NTB ini menambahkan, nasib serupa pernah dialami perusahaan asal Korea, Hanjin. Setelah pindah ke Filipina, perusahaan tersebut menjadi besar.

Untuk mempercepat realisasi investasi Sungdong di Bandar Kayangan, kata Ridwan, sedang didorong percepatan pembebasan lahan. Sungdong membutuhkan lahan seluas 1.000 hektare untuk merealisasikan investasinya yang mencapai 1 miliar dolar Amerika.

Pemda bersama pengelola kawasan, PT. Diamar Mitra Kayangan (DMK) sedang mempercepat pembebasan lahan. Pascapenandatangan nota kesepahaman, Sungdong diberikan waktu setahun untuk merealisasikan investasinya. ‘’Kami sedang mendetailkan rencana action plannya,’’ tandasnya. 

sumber: suarantb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar