Kamis, 27 September 2018

Rig Tenders Indonesia (RIGS) Kantongi US$ 1,8 Juta dari Penjualan Kapal Tua

                                                                       Ilustrasi

PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) menjual 8 kapal tongkang yang sudah tua untuk mengurangi beban biaya operasional perusahaan dalam hal biaya perbaikan kapal selama 2017 sampai 2018.

Direktur RIGS, Mastura Binti Mansor mengatakan, hasil penjualan kapal tersebut mencapai US$ 1,8 juta karena kapal yang dijual ini merupakan kapal-kapal yang sudah lama tidak beroperasi.

Sementara untuk rencana pembelian kapal baru, Mastura mengatakan RIGS masih butuh rencana lebih matang karena biaya pembelian kapal yang mahal. Sehingga perusahaan belum dapat merealisasikan rencana pembelian kapal pada 2018 ataupun 2019.

“Mungkin tidak pada 2019, sebab kita mengalokasikan capex untuk docking kapal, jadi kita belum ada perencanaan berapa capex untuk pembelian aset baru,” ujarnya, Rabu (26/9).

Ia bilang, saat ini RIGS memiliki total 66 armada, 36 kapal tunda, 7 self-discharging barges, 21 kapal tongkang, dan 2 accomodation work barges. Sementara untuk kontrak yang kini didapat perusahaan sebesar US$ 23 juta yang 60% kontrak didapat dari klien-klien besar.

Berdasarkan laporan keuangan, ada tiga klien yang menyumbang pendapatan cukup besar, seperti PT Maritim Barito Perkasa, PT Arutmin Indonesia, dan PT Adaro. Mastura menambahkan, kontrak dari pengangkutan batubara yang mendominasi. “Pendapatan dari penyewaan meningkat 9,6% dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Direktur Utama RIGS, Abdul Rahman Abbas membenarkan, salah satu kendala untuk membeli kapal lantaran harganya yang mahal. “Selain itu kontrak yang didapat juga hanya dalam jangka satu dua tahun. Kalau ada yang berani kontrak misalnya lima tahun, mungkin kita akan beli,” katanya.

sumber:  kontan

Rabu, 26 September 2018

INSA Persoalkan Kriteria Kelaikan Kontainer


Perusahaan pelayaran nasional yang tergabung dalam INSA mempersoalkan kriteria peti kemas/kontainer yang dianggap tak laik pakai sebagaimana Peraturan Menteri Perhubungan No:53/2018.

PM.53/2018 merupakan aturan tentang Kelaikan Peti Kemas dan Berat Kotor Peti Kemas Terverifikasi, yang terbit pada Juni 2018 dan saat ini beleid itu masuk tahap sosialiasi sebelum diimplementasikan pada awal tahun depan.

Ketua Bidang Kontainer DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Teddy Arief Setiawan mengatakan,terkait sertifikasi kontainer juga perlu dipikirkan untuk implementasinya di lapangan karena kontainer bergerak terus dalam pemakaiannya dan jangan sampai mengganggu operasional yang berdampak terhadap arus logistik nasional.

"Yang perlu di sikapi untuk masalah ini adalah kriteria kontainer yang di anggap tidak layak pakai itu spt apa?.Kemudian jika kontainer yang sudah di sertifikasi ternyata rusak karena handling apakah masih di anggap layak?," ujar Teddy yang juga menjabat Direktur Komersial PT.Pelayaran Tempuran Emas,Tbk itu.

Teddy berharap regulasi yang dikeluarkan pemerintah di sektor angkutan laut jangan sampai menghambat kegiatan bisnis angkutan laut dan logistik karena akan memengaruhi perekonomian nasional.

Rija Amperianto, Tenaga Ahli Kerjasama Operasi  PT.Sucofindo dan PT. Surveyor Indonesia (KSO SCISI) Kontainer, mengatakan dominasi masalah kelaikan kontainer saat ini ada pada klasifikasi kontainer domestik/antar pulau.

"Saya meyakini  untuk kontainer ekspor impor semuanya comply karena dioperasikan oleh shipping line besar atau global.Justru yang jadi masalah adalah kontainer untuk intersuler," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (9/9/2018).

Oleh karenanya, kata Rija, untuk implementasi Permenhun No:53/2017, sangat tergantung standard yang akan menjadi acuan dalam pemeriksaan dan sertifikasi kontainer yang dalam beleid itu mengacu pada ratifikasi convention of safe container (CSC)1972.

"Akan lebih rasional jika pemerintah menjalankan survey kondisi kontainer dengan acuan standar the institute of international container lessors (IICL) yang sudah menjadi kesepakatan semua pelaku usaha," ujar Rija.

sumber:  bisnis 

Selasa, 25 September 2018

Pelita Samudera Shipping Jual Aset untuk Beli Kapal Tunda dan Tongkang


Keputusah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pelita Samudera Shipping Tbk pada hari ini (20/9) menyepakati penjualan salah satu aset fasilitas pemuatan terapung (floating loading facility/FLF). FLF tersebut akan dijual ke PT Maritim Barito Perkasa senilai US$ 12 juta.

Direktur Komersial dan Operasi Pelita Samudera Shipping, Harry Chan menjelaskan, penjualan aset tersebut bertujuan mengoptimalisasi aset perusahaan. Saat ini utilisasi FLF Pelita Samudera hanya 70% dengan total FLF sebanyak empat unit. “Jika dijual maka utilisasi FLF kami bisa naik menjadi 90%,” katanya, Kamis (20/9).

Toh Pelita Samudera merasa untung dengan penjualan aset tersebut. Pasalnya, selain menambah dana segar, utilisasi FLF milik Pelita Samudera jadi semakin efisien walaupun berkurang menjadi tiga unit.

Apalagi sejak 2017, Pelita Samudera memiliki satu floating crane (FC) yang memiliki fungsi kurang lebih sama dengan FLF. Namun, dari sisi biaya floating crane tersebut dinilai lebih efisien.

Perusahaan juga berencana membeli dua paket kapal tunda dan tongkang bekas yang akan beroperasi sebelum memasuki 2019. Untuk perkiraan saja, satu set kapal tunda dan tongkang bekas menurut Harry seharga Rp 40 miliar. “Itu kira-kira dulu ya, tidak tahu kalau sekarang,” tambah Harry.

sumber: kontan

Senin, 24 September 2018

Pengiriman Barang dari Sumatra Diwajibkan Alih Kapal di Kuala Tanjung


Pemerintah akan mengarahkan pengiriman barang dari berbagai daerah di kawasan Sumatra untuk alih kapal di Pelabuhan Kuala Tanjung yang diproyeksikan menjadi hub internasional di Indonesia bagian barat.

Asisten Deputi Bidang Jasa Kemaritiman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Okto Irianto menilai pelabuhan yang terletak Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, itu bakal menjadi pintu gerbang bagi arus perdagangan Swarnadwipa ke pasar internasional dengan komoditas andalannya minyak kelapa sawit (CPO) dan karet.  

“Untuk merealisasikannya, pemerintah akan menerbitkan regulasi yang mewajibkan pengiriman barang untuk alih kapal melalui Kuala Tanjung,” katanya, Kamis (20/9/2018).

Okto menjelaskan dua fungsi Pelabuhan Kuala Tanjung, yakni sebagai transshipment port (pelabuhan alih muatan kapal) dan pelabuhan penopang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Menurut dia, dua fungsi itu akan menimbulkan efek bola salju yang besar mengingat kawasan industri dan pelabuhan saling terkait erat.

Kemenko Maritim bahkan memproyeksikan Kuala Tanjung akan menjadi pelabuhan terbesar di wilayah barat Indonesia pada 2023. Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan tiga pelabuhan hub sebagai pelabuhan utama di Tanah Air, mencakup Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara.

Untuk mencapai itu, kata Okto, Kuala Tanjung harus menjadi pelabuhan andal yang memilki kapasitas terpasang, produktif, dokumentasi yang efektif, memiliki data dan sistem informasi, water entrance-inland transport, dan institusi pendukung lainnya.

Okto menilai Pelabuhan Kuala Tanjung lebih strategis dibandingkan dengan Singapura dan karena lebih dekat dengan India dan Eropa dibandingkan dengan Singapura atau pun Tanjung Pelepas di Malaysia. Kuala Tanjung dapat menangkap peluang dari sekitar 50.000 kapal 'pedagang besar' atau 50% armada kapal dunia yang melewati Selat Malaka setiap tahun.

Bahkan jika Thailand benar-benar membuka Terusan Tanah Genting Kra pada 2025, Kuala Tanjung diharapkan sudah mampu menerima limpahan kapal peti kemas raksasa dari Pelabuhan Tanjung Pelepas, Port Klang, dan  Pelabuhan Singapura.

Sementara itu, menurut Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono, volume arus peti kemas di Kuala Tanjung ditargetkan 12,4 juta TEUs pada 2039. Permintaan akan berasal dari KEK Sei Mangkei hingga Jambi serta tambahan dari empat pelabuhan kompetitornya, yakni Port of Singapore, Port Tanjung Pelepas, Port Klang, dan Pelabuhan Penang.

“Dengan pengembangan menjadi hub internasional, diharapkan Indonesia menikmati demand yang selama ini dinikmati oleh Singapura dan Malaysia,” ujarnya.

Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dimulai 2015 dengan investasi Rp34 triliun yang dibagi menjadi empat tahap.

Pembangunan tahap I berupa trestle sepanjang 2,75 km, dermaga 1.000 m, dan kedalaman 16-17 meter low water spring (LWS) yang mampu disandari mother vessel, lapangan penumpukan peti kemas berkapasitas 500.000 TEUs, dan tangki timbun. Tahap I dijadwalkan beroperasi tahun ini.

Tahap kedua berupa kawasan industri seluas 3.000 hektare yang akan menjadikan Kuala Tanjung sebagai international hub port. 

Selanjutnya, tahap ketiga berupa pengembangan dedicated/hub port (2017-2019).

Terakhir, tahap keempat merupakan pengembangan kawasan industri terintegrasi (2021-2023).

Sementara itu, Kementerian Perhubungan belum menerbitkan izin operasi Pelabuhan Kuala Tanjung. 

Menurut Pelaksana Tugas Direktur Kepelabuhanan M. Tohir, Kuala Tanjung masih dievaluasi oleh penyelenggara pelabuhan, dalam hal ini Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kuala Tanjung. 

sumber: bisnis 

Sabtu, 22 September 2018

Jasa Armada Indonesia Akan Bawa Dua dari Empat Kapal Tunda Baru ke Tanjung Priok

                                                                            Ilustrasi

PT Jasa Armada Indonesia Tbk (JAI) datangkan empat kapal tunda. Empat kapal tunda senilai Rp 223,85 miliar yang dikerjakan PT Citra Shipyard itu baru bakal melaut di bulan Januari 2020.

Maklum, kata Direktur Utama JAI Dawam Atmosudiro, proses pembuatan kapal tunda bisa memakan waktu 16 bulan. Di bandingkan yang lain, kapal baru ini juga tergolong kapal tunda berukuran besar. "Ini kapal tunda besar pertama kita," kata Dawam kepada Kontan.co.id, Jumat (21/9).

Selama ini, penundaan kapal kontainer berukuran besar harus dilakukan oleh tiga kapal tunda milik JAI. Dengan kapal bertenaga 2x2200 tenaga kuda maka penundaan kapal bisa hanya dengan satu kapal.

Dawam mengatakan rencananya, dua dari empat kapal yang akan datang pada Januari 2020 mendatang itu akan beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan yang dioperasikan oleh induk JAI, PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II).

Saat ini, total kapal tunda yang dimiliki JAI sekitar 30 unit. Nah beberapa memang sudah berusia tua walaupun diklaim Dawam masih beroperasi baik. "Paling tua ada yang udah lewat 20 tahun," ungkapnya.

Kapal tunda yang baru ini akan datang menggantikan kapal tunda yang sudah tua. Nanti, kapal tunda tua itu akan beroperasi di pelabuhan yang lebih kecil.

Sekedar tahu, JAI beroperasi di seluruh pelabuhan yang dioperasikan Pelindo II. JAI juga beroperasi di pelabuhan privat milik PT Semen Padang, PT Chandra Asri Petrochemical, PT Cemindo Gemilang, PT MK Energy, PT Muara Alam Sejahtera serta di Inland Waterways Lintas Ampera.

Selain itu, JAI juga beroperasi di pelabuhan lepas pantai milik PT Pertamina dan PT Nusantara Regas.

sumber:  kontan 

Kamis, 20 September 2018

Hadapi Era Disrupsi, Pelindo III Tempuh 3 Strategi


PT Pelindo III (Persero) menerapkan tiga strategi untuk menghadapi era disrupsi. Inovasi dilakukan untuk memberikan layanan kepelabuhanan yang lebih baik sehingga menjadi salah satu pelabuhan terbaik di Asia Tenggara.

Strategi yang disebut corporate culture transformation itu menyentuh aspek people(bagaimana membuat karyawan bahagia), process (menekankan simplifikasi proses dan inovasi bisnis), dan teknologi (menekankan dukungan terhadap karyawan dan proses).

Pelindo III juga melakukan transformasi untuk mendukung efisiensi perusahaan, seperti project rebound, manajemen sampah terpusat, serta pengadaan dan pembayaran secara terpusat. Diversifikasi bisnis pun dilakukan ke sektor energi, pariwisata, dan logistik.

“Untuk menjadi perusahaan yang tergolong sebagai emerging industry leader, Pelindo III harus memberikan layanan sempurna dengan dukungan sistem berbasis Information and Communication Technology (ICT),” kata Direktur Keuangan Pelindo III U. Saefudin Noer dalam kegiatan Pelindo III Goes to Campus (P3GTC) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Selasa (18/9/2018) .

Perseroan mengaku memiliki target menjadi operator terminal pelabuhan yang sepenuhnya menggunakan sistem ICT dalam rentang 2019-2023 sekaligus sebagai perusahaan BUMN dengan sebutan emerging industry leader.

Ke depan, tiga bisnis inti Pelindo III adalah layanan kapal, layanan peti kemas, dan layanan kargo yang akan berkontribusi 84% terhadap target laba perusahaan sebesar Rp5 triliun.

Untuk mencapainya, perseroan tengah menerapkan Integrated Business System (IBS), Enterprise Resource Planning (ERP), locking corporate, dan e-Port. ERP bermanfaat untuk mengintegrasikan bisnis, bersifat real-time, mengusung transparansi, dan mengakselerasi konsolidasi layanan.

“Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dapat menjalankan fungsi tambahan lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, locking corporate bermanfaat mendisiplinkan para pengguna jasa dan menekan kerugian negara. Adapun e-Port mewujudkan masyarakat non tunai (cashless society) di pelabuhan.

sumber:  suaracargo 

Rabu, 19 September 2018

Penyerahan Kapal Tanker Pertamina Molor


Transaksi pengadaan 3 kapal tanker pesanan PT Pertamina yang dikerjakan PT Multi Ocean Shipyard berpotensi terhambat akibat status PKPU sementera yang disematkan ke anak usaha PT Soechi LinesTbk.

Saat ini, PT Multi Ocean Shipyard (MOS) berada pada status PKPU sementara, setelah permohonan PKPU oleh dua krediturnya dikabulkan oleh Pengadilan Negeri Medan pada 31 Agustus silam.

Terkait molornya penyelesaian pesanan tanker Pertamina, Direktur Logisitk Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo tidak banyak berkomentar. Gandhi mengaku belum mengetahui posisi hukum yang menimpa PT MOS.

“Saya belum tahu soal itu, coba saya pastikan dulu,” tuturnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Terkait Putusan PKPU Nomor : 13/Pdt/Sus-PKPU/2018/PN.Niaga.Mdn, tertanggal 31 Agusus 2018, Direktur Keuangan PT Soechi Lines Tbk Paula Marlina mengatakan permasalahan PT MOS dan pemohon PKPU telah selesai dilakukan dan terkonfirmasi melalui kuasa hukumnya.

Dalam surat pernyataan disebutkan, seluruh kewajiban hukum PT MOS telah dilaksanakan sehingga piutang dan hak tagihan pemohon dalam perkara PKPU, yakni PT Exellift Sdn Bhd dan PT Kawasan Dinamika Harmonitama, tersebut dinyatakan telah selesai.

"Kemudian sebagai tindak lanjut Surat Pernyataan dimaksud, maka antara Pihak Pemohon dan Termohon PKPU telah membuat Perjanjian Perdamaian di atas kertas bermaterai cukup tertanggal 5 September 2018," tuturnya dalam keterangan tertulis kepada Bisnis.

Tidak sampai di situ, SOCI juga telah mengajukan surat kepada Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan, masing-masing tertanggal 3 September 2018, terkait pencabutan PKPU Sementara dan 5 September 2018, terkait susulan Permohonan Pencabutan PKPU Sementara.

Berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis, molornya transaksi 3 tanker dengan nama MT Pasaman, MT Panjang, dan MT Pangrango oleh PT Multi Ocean Shipyard, mengakibatkan Pertamina harus menarik sanksi ganti kerugian kepada produsen tanker.

Misalnya penyelesaian pengerjaan kapal produk MT Pasaman, yang menunjukkan keterlambatan akan mengakibatkan ganti kerugian per hari US$10.614 atau maksimal dikalikan 110 hari. Untuk MT Panjang, Pertamina juga eblum mengenakan sanksi ganti kerugian maksimal senilai US$1,12 juta atau US$10.118 dikalikan 110 hari.

Dalam catatan Bisnis, sebenarnya rencana penyerahan kapal tanker pesanan PT Pertamina (Persero) sudah digaungkan sejak Juli 2017. Tiga kapal berkapasitas 17.500 DWT tersebut telah mencapai tahapan pengerjaan berbeda hingga Juni 2018.

Dalam Laporan Keuangan SOCI Semester I/2018, pengerjaan konstruksi tanker minyak olahan (Pasanam) pesanan Pertamina dengan kapasitas 17.500 LTDW sudah mencapai kemajuan konstruksi 100%.

Untuk pengerjaan tanker minyak mentahnya (MT Pangrango) persentase kemajuan konstruksi kapal sebesar 76,75%. Pengerjaan kapal tanker minyak avtur (MT Panjang) dengan kapasitas serupa mencapai persentase 70,85%.

Hingga kini, dalam PKPU sementara PT MOS, Tarida Sondang P Siagian menjadi kurator dan telah melayangkan pengumuman sidang PKPU sementara dan mengundang para kreditur pada surat kabar lokal di Medan, 12 September lalu.

sumber: bisnis 

Selasa, 18 September 2018

Fenomena Kapal LCT Roro Jadi Sorotan


Saat ini, sangat berkembang kapal Landing Craf Tank (LCT) yang secara khusus dioperasikan untuk mengangkut barang, kemudian dimodifikasi menjadi kapal Roll On Roll Off (Roro) dan dioperasikan untuk mengangkut penumpang dan barang.

Terhadap fenomena tersebut, Direktur Utama PT. Terafulk Megantara Design, perusahaan desainer kapal yang cukup maju di Indonesia Muhammad Azis mengatakan saat ini kebutuhan terhadap transportasi laut di Indonesia semakin berkembang.

Akibatnya, banyak pihak yang berupaya mengubah atau memodifikasi kapal dari kapal kargo menjadi kapal penumpang. "Banyak sekali kapal LCT yang disulap menjadi kapal Roro dan dioperasikan sebagai kapal penumpang," katanya.

Dia menjelaskan kapal LCT bisa disulap menjadi kapal Roro asal memenuhi persyaratan sebagaimana kapal Roro antara lain mempunyai dua pintu masuk dan mempunyai dua baling-baling depan belakang.

Tujuan dua baling-baling tersebut adalah ketika kapal berlabuh di pelabuhan, kapal Roro tidak susah untuk mundur. "Kapal itu akan langsung maju ke depan. Sedangkan tujuan kapal Roro harus mempunyai dua pintu agar kendaraan mudah untuk masuk dan keluar dari kapal," ujarnya.

Meskipun demikian, kapal LCT yang disulap menjadi kapal Roro sangatlah tidak efektif dari segi keselamatan pelayaran sepertihalnya kapal penumpang Roro bahkan justru dapat membahayakan bagi para penumpang.

"Mengapa demikian? Karena kapal roro itu didesain dan dikonstruksi khusus untuk membawa penumpang dan barang, berbeda dengan kapal LCT yang memang dibuat untuk mengangkut barang," tegasnya.

sumber:  translogtoday

Senin, 17 September 2018

Keselamatan Pelayaran: Peralatan Sejumlah Kapal di Batam Diuji Petik


Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran bersama Kantor Pelabuhan Batam dan Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang melakukan uji petik peralatan di atas kapal guna meningkatkan keselamatan pelayaran.

Uji petik juga untuk memastikan peralatan yang ada di atas kapal berfungsi dan terpasang secara baik, serta layak pakai.

Adapun peralatan yang diuji petik tim penguji meliputi alat keselamatan navigasi di atas kapal, seperti emergency position indicating radio beacon (EPIRB), search and rescue radar transponder (SART), global maritime distress safety system (GMDSS).

Pengujian juga dilakukan terhadap peralatan pemadam kebakaran, CO2 system, inflatable life raft (ILR), dan jaket pelampung. 

Uji petik dilakukan secara acak pada kapal penumpang. Kapal feri Oceanna 15 yang bersandar di pelabuhan feri Harbour Bay dan kapal Batam Jet 3 di Pelabuhan Sekupang menjadi sasaran pengujian.

Hasil uji menunjukkan EPIRB, SART, dan GMDSS di kapal Oceanna 15 berfungsi dengan baik. Demikian pula dengan peralatan pemadam kebakaran, CO2 system, inflatable life raft (ILR), dan life jacket pada kapal Batam Jet 3.

"Pembinaan, perbaikan, dan pemeliharaan alat keselamatan pelayaran harus dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan, dan juga secara sistematis, terukur dan terstandarisasi," jelas Kepala BTKP Binari Sinurat dalam siaran pers, Sabtu (15/9/2018).

BTKP berencana melakukan uji alat keselamatan pelayaran di beberapa pelabuhan lain. BTKP merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang bertugas melaksanakan penilaian, pengujian, rancang bangun, pembuatan, dan sertifikasi alat-alat dan bahan-bahan keselamatan pelayaran.

sumber: bisnis

Jumat, 14 September 2018

5 Kapal Pesiar Asia Ini Gak Kalah Keren dari Yacht Eropa!

                                                                                ilustrasi

Setelah menghabiskan banyak waktu untuk pekerjaan, kamu pasti mendambakan sebuah liburan untuk absen dari segala kepenatan hidup. Liburan kapal pesiar adalah salah satu pilihan terbaik! Menikmati keindahan lautan dan matahari di atas kapal pesiar adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Bukаn hаnyа реmаndаngаn lаut, kаmu аkаn disuguhkаn dеngаn lаyаnаn yаng dараt dikustоmisаsi dаn jugа mеndараtkаn реngаlаmаn kulinеr yаng bеrbеdа dаri biаsаnyа. Tеrtаrik untuk mеcоbаnyа? Tаk реrlu jаuh-jаuh kе Еrора untuk mеnikmаti kеmеwаhаn kapal pesiar. Dараtkаn реngаlаmаn tаk tеrluраkаn di limа dеstinаsi kapal pesiar tеrfаvоrit di Asia bеrikut ini!

1. Kapal Pesiar Hong Kong
Mеnаmаkаn dirinyа sebagai рusаt kapal pesiar di Asia, Hong Kong mеmbеrikаn реngаlаmаn yаng tаk tеrluраkаn bаgi реngаlаmаn bеrlаyаr kаmu. Kеmеgаhаn Victоriа Hаrbоur dаn реmаndаngаn gеdung реncаkаr lаngit di kоtа Hong Kong yаng gеmеrlараn mеnjаdi реmаndаngаn yаng mеnаkjubkаn dаri lаutаn. Kаmu рun dараt mаmрir sеjеnаk kе dаrаtаn dаn bеrbеlаnjа di bеrbаgаi lоkаsi реrbеlаnjааn tеrkеnаl di Hong Kong.

2. Kapal Pesiar Singapore
Sеbаgаi рintu gеrbаng mеnuju Asia dаn duniа, Singарurа mеruраkаn рilihаn dаri реrsаndаrаn bеrbаgаi kapal pesiar tеrnаmа. Tеrlеbih dеngаn dibukаnyа Mаrinа Bаy Cruisе Cеntеr раdа 2012, Singарurа kini mеnjаdi sаlаh sаtu dеstinаsi wаjib bаgi sеtiар реlаyаrаn dеngаn kapal pesiar. Tеrminаl dеngаn dеsаin yаng fаntаstis dаn bеntuk аngulаr аkаn аdаlаh tеmраt yаng mеnаrik untuk mеmulаi аtаu mеngаkhiri реrjаlаnаn dеngаn kapal pesiar. Di tеmраt ini рulа, kаmu dараt mеmilih bеrаgаm jеnis раkеt реrjаlаnаn dеngаn kapal pesiar yаng tераt, sеsuаi dеngаn budgеt yаng kаmu miliki.

3. Kapal Pesiar Japan
Bеntuk nеgаrа yаng bеruра kерulаuаn, mеmbuаt реrаirаn dаn kерulаuаn Jераng cukuр mеnаrik wisаtаwаn untuk bеrkunjung. Bеgitu jugа dеngаn реrjаlаnаn dеngаn kapal pesiar. kаmu dараt mеmilih bеrаgаm раkеt реrjаlаnаn yаng bеkеrjа sаmа dеngаn реlаbuhаn di Jераng misаlnyа Nаgаsаki, Kоbе, Hirоshimа, dаn Kаgоshimа. Sеbаgiаn bеsаr dаri реrjаlаnаn kapal pesiar ini jugа mеnаwаrkаn kеsеmраtаn untuk mеngunjungi рulаu sеcаrа lаngsung misаlnyа Kyоtо dаn Аritа.

Раstikаn kаmu bеrkunjung kе Shirеtоkо Реninsulа, sаlаh sаtu dеstinаsi yаng mеnаwаrkаn kеrаgаmаn еkоsistеm dаn disеbut-sеbut sеbаgаi Cruisе Wоndеrs оf thе Wоrld. Аkаn jаdi реngаlаmаn yаng mеnyеnаngkаn, bukаn?

4. Kapal Pesiar Tiongkok
Аlirаn Sungаi Yаngtzе yаng mеmbеrikаn kеhiduраn bаgi mаsyаrаkаt Tiongkok jugа mеnjаdi sаrаnа liburаn yаng mеnyеnаngkаn untuk kаmu yаng sukа bеrlаyаr. kаmu аkаn mеlаlui bеrbаgаi dеstinаsi fаvоrit mеlаlui sungаi tеrbеsаr di Asia yаng mеngаlir dаri dаrаtаn Tibеt dаn mеmbеlаh Tiongkok. Sеtеlаh рuаs bеrlаyаr di Sungаi Yаngtzе, kаmu dараt mеnikmаti реrраduаn kоtа yаng mоdеrn dаn kаwаsаn реdеsааn. Sеlаin itu, kаmu jugа dараt mеlеwаti реrkоtааn dаn dеsа-dеsа yаng mеmiliki kuil sеrtа раgоdа.

5. Kapal Pesiar Vietnam
Situs kеbudаyааn duniа UNЕSCО di Hаlоng Bаy, Vietnam dеngаn lеbih dаri 2000 рulаu kеcil yаng hijаu dаn аirnyа yаng hijаu zаmrud. kаmu dараt mеnikmаti kеmеwаhаn kapal pesiar yаng mеrаngkар hоtеl di аtаs аir. Mоmеn tеrbаik untuk mеnikmаti Hа Lоng Bаy аdаlаh раdа bulаn Nоvеmbеr. Раdа bulаn ini, sааt lаngit sеdаng biru-birunyа, temperatur yаng nyаmаn, dаn аlirаn lаut yаng tеnаng аkаn mеnjаdi реngаlаmаn yаng mеnаkjubkаn.

Itulah liburan kapal pesiar terfavorit di Asia yang bisa dijadikan pilihan terbaik untuk mengarungi lautan. Kamu pilih yang mana nih?

sumber: idntimes

Kamis, 13 September 2018

Menperin Resmikan Industri Galangan Kapal Senilai Rp 510 Miliar


Sebelumnya, sejumlah industri galangan kapal nasional semakin meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini guna meraih peluang besar di pasar domestik, terutama terkait dengan pembangunan armada baru maupun reparasi.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Peresmian Fasilitas Graving Dock PT Samudra Marine Indonesia (SMI) Shipyard di Serang, Banten, Minggu, 22 Oktober 2017, kemarin, upaya ini untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan tol laut dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Dengan penambahan fasilitas baru, tentunya akan memacu kemampuan produksi di industri galangan kapal kita bisa berjalan lebih cepat dan efisien sehingga mampu memenuhi kebutuhan armada yang berkualitas,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.

Oleh karena itu, dia memberikan apresiasi kepada PT SMI Shipyard yang telah mengoperasikan dua unit graving dock terbarunya, masing-masing dengan ukuran 280m x 45m berkapasitas 120 ribu DTW dan 320m x 55m berkapasitas 150 ribu DWT.

Fasilitas yang dibangun mulai 2011 dengan nilai investasi sebesar Rp 510 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.400 orang ini merupakan salah satu dok kolam terbesar di Indonesia.

Airlangga pun meyakini, industri galangan kapal nasional akan semakin berdaya saing di tingkat global sejalan dengan peningkatan kapasitas dan pemanfaatan teknologi terkini. Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah memprioritaskan pengembangan sektor strategis ini karena berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Kemenperin mencatat, hingga saat ini, jumlah galangan kapal di Tanah Air sebanyak 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta DWT per tahun untuk membangun kapal baru dan mampu mencapai 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

"Industri perkapalan mempunyai peran penting, mengingat karakteristiknya yang padat karya, padat modal dan padat teknologi. Makanya, perlu penanganan dan perhatian yang serius dari pemerintah sehingga mampu tumbuh dan berkembang," papar dia.

Apalagi, pemerintah telah mengalokasikan anggaran bagi pembangunan kapal-kapal negara untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi laut di dalam negeri. Momentum ini semestinya dapat dimanfaatkan oleh industri perkapalan nasional sebagai sebuah peluang yang potensial guna meningkatkan kemampuan dan utilisasi khususnya untuk pembangunan armada baru.

"Diharapkan dengan adanya proyek-proyek pembangunan kapal baru, dapat juga memacu penyerapan tenaga kerja serta yang lebih penting adalah kemampuan dalam meningkatkan penguasaan teknologi," tutur Airlangga.

Sementara itu, Direktur Utama PT SMI Shipyard Tradju Trsina menjelaskan, fasilitas graving dockterbarunya telah dilengkapi dengan alat berupa Jib crane sebanyak empat unit masing-masing memiliki kapasitas sebesar 40 ton. Selain itu, terdapat pelabuhan khusus sepanjang 800 meter untuk melakukanfloating repair.

"Hingga saat ini, kapasitas shipyard kami bisa memperbaiki kapal mencapai 150 ribu DWT," kata dia.

Lebih lanjut, dengan tambahan dua fasilitas, PT SMI Shipyard yang berdiri di atas lahan seluas 4 hektare ini memiliki total empat graving dock yang mampu memproduksi kapal maupun mereparasi sekitar 300 unit kapal per tahun, naik dari sebelumnya di bawah 200 unit per tahun. Dua unit dok kolam sebelumnya, berkapasitas 80 ribu DWT dengan ukuran 215m x 35m dan 215m x 40m.

“Guna mendukung daya saing perusahaan, kami telah mempunyai sertifikat ISO 9001:2000 yang mencakup Sistem Manajemen Mutu, sertifikat ISO 140001 tentang lingkungan, dan OHSAS 18001 Safety atau keselamatan kerja. Untuk menjaga kualitas tersebut, audit dilakukan secara berkala baik dari internal maupun eksternal,” tandas dia.

sumber:  liputan6

Rabu, 12 September 2018

Pelaku Galangan Kapal Terhalang Gejolak Rupiah


Sejumlah sektor industri terpapar fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Industri yang banyak menggantungkan pada bahan baku impor paling terdampak pelemahan rupiah. Nah, salah satunya adalah industri galangan kapal.

Berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), posisi rupiah kemarin (3/8) di level Rp 14.503 per dollar AS. Alhasil, dominasi the green back terhadap mata uang Garuda turut mempengaruhi prospek industri galangan kapal.

Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Eddy Kurniawan Logam, menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah akan mengerek harga produksi kapal. Maklumlah, komponen kapal yang diimpor masih sebesar 65%-70%. Artinya, komponen yang dapat dipasok dari dalam negeri untuk membangun kapal hanya 30%-35%.

Untuk kapal-kapal yang akan dibangun di kemudian hari, harganya harus disesuaikan. "Sebagian galangan, yang masuk penawaran ke pihak-pihak peminat sudah harus disesuaikan dengan kurs yang baru," ungkap Eddy kepada Kontan.co.id, kemarin.

Iperindo berharap pelemahan kurs rupiah tidak berlarut-larut dan bisa stabil pada satu titik keseimbangan baru. Sebab, apabila nilai tukar rupiah terus melemah, maka berpotensi menggerus laba industri galangan kapal.

Direktur PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Bani M Mulia, juga menyebutkan dalam bisnis galangan kapal komponen impor masih cukup tinggi. "Di atas 60% sampai 70% untuk impor komponen," ujar dia.

Tak pelak, pelemahan kurs rupiah akan mempengaruhi kinerja perusahaan galangan kapal. Celakanya, beberapa proyek SMDR terpaksa ditunda.

Misalnya, proyek-proyek dengan pendapatan dalam rupiah, tapi investasinya dalam dollar AS. "Ini, kan, hitungannya jadi berubah," tukas Bani.

Sementara PT PAL Indonesia mengaku belum terdampak pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab, mereka belum menggarap kontrak-kontrak baru.

Pembangunan kapal baru masih delay, kontrak-kontrak yang ditargetkan diteken pada semester pertama tahun ini, untuk sementara ditunda. "Jadi saat ini kami masih menyelesaikan proyek-proyek sebelumnya," ungkap Direktur Keuangan PT PAL Indonesia, Irianto.

Alhasil, dampak pelemahan rupiah tidak terlalu mempengaruhi beban PAL Indonesia. Sebab, tidak ada komponen yang harus diimpor.

Meski begitu, PAL Indonesia ternyata harus melunasi utang dengan menggunakan dollar AS. "Kami punya angsuran pengembalian utang masa lalu, pendapatan dalam rupiah dan harus mengembalikan dalam dollar AS. Beban untuk mengembalikan utang ini besar sekali. Untuk semester I-2018, kami masih merugi karena terkena kurs tadi," keluh Irianto.

sumber: kontan 

Jumat, 07 September 2018

AIDAnova Ramaikan Persaingan Kapal Pesiar


Persaingan industri kapal pesiar dunia kian ketat. Teranyar, galangan kapal Meyer Werft, Kota Papenburg, Jerman memamerkan kepada publik kapal pesiar baru superbesar sepanjang 337 meter, akhir pekan lalu.

Kehadiran kapal pesiar ini sekaligus menambah jajaran kapal pesiar terbesar yang ada di muka bumi saat ini, seperti Royal Caribbeanís dan Harmony of The Seas. Dengan 20 dek dan 2.500 kabin, kapal itu dapat menampung hingga 6.600 penumpang.

Ukurannya yang sangat besar tidak terbuang dengan sia-sia. Kapal milik perusahaan asal Jerman AIDA Cruises tersebut dilengkapi dengan 17 restoran, 23 bar, kasino, panjat dinding batu, taman air, lapangan mini golf, gim, dan spa. AIDA Cruises menamai kapal itu AIDAnova.

Mereka merayakan pesta besar yang dimeriahkan DJ David Guetta dan dihadiri sekitar 25.000 orang. “Pesta ini merupakan acara istimewa di tempat yang istimewa. Kami senang menggelarnya dan dapat berbagi antusiasme,” kata Presiden AIDA Felix Eichhorn, dikutip dailymail.co.uk. AIDAnova dibaptis keluarga Sonja Mirza beserta suami dan kedua anaknya.

Keluarga yang berasal dari Hanau itu memenangi undian. Selama prosesi pembaptisan, Sonja memanjatkan doa. Dia berharap awak kapal dan seluruh penumpang akan selalu menjalani pelayaran yang nyaman dan aman selama berada di laut lepas.

AIDAnova merupakan kapal kelima terbesar di dunia. Selain gagah, kapal itu juga memiliki fitur modern dan teknologi canggih. Penumpang dapat memesan minuman yang disajikan langsung robot-robot cerdas.

Selain itu, robot humanoid akan menyapa dan menuntun penumpang sejak mereka boarding ke dalam kapal. “Robot itu akan membantu para penumpang dengan menyediakan informasi dan tips terkait makanan, hiburan, program workshop, event prescheduled, kasino, promo belanja, tur, hingga wisata pantai.

Robot itu mobile dan dapat berkomunikasi dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Jerman, dan Italia,” ungkap AIDA Cruises. Proyek pembuatan AIDAnova menghabiskan biaya hingga 700 juta euro (Rp12,1 triliun, kurs 17.322 per euro).

Kapal seberat 184.000 ton itu menggunakan gas alam liquefied (LNG), bukan diesel, sehingga disebut lebih ramah lingkungan. Sejak beberapa tahun terakhir, AIDA Cruises menggalakkan konsep green cruises.

Fitur unik dan khas yang ada di dalam kapal tersebut ialah gambar mata dan bibir perempuan di bagian samping dan depan. Logo AIDA itu ter inspirasi dari karya seni artis terkenal Jerman, Feliks Buttner. AIDA Cruises menyatakan gambar tersebut sedikitnya meng habiskan sekitar 50 liter cat warna oranye, merah, dan hitam.

AIDAnova akan mulai berlayar dalam waktu dekat. Kapal dengan 1.500 awak kapal itu akan melakukan perjalanan dari Meyer Werft, Jerman, menuju Eemshaven, Belanda, di laut lepas sebagai uji coba. Memasuki Desember, AIDAnova akan meluncurkan program unggulan itinerary 7-malam mengelilingi Pulau Canary.

Kapal baru AIDAnova menyuguhkan beraneka ragam pilihan makanan dan masakan. Dari 17 tempat makan, di antaranya ada Cassanova, French Kiss, Brauhaus, Bella Donna, dan Markt Restaurant. Para penumpang juga dapat mengikuti sekolah memasak AIDA untuk mendapatkan resep terbaik dari para koki terkemuka.

AIDA Cruises akan kembali meluncurkan kapal generasi baru pada 2019. AIDA Cruises memiliki sekitar 11.400 karyawan dari 40 negara, baik di darat ataupun di laut. AIDA Cruises mengoperasikan 13 kapal pesiar, satu di antaranya AIDAnova yang menjadi kapal pesiar pertama yang menggunakan daya emisi rendah LNG.

Meski ukurannya superbesar, AIDAnovabukanlahsatusatunya kapal pesiar raksasa di dunia. Saat ini rekor kapal pesiar terbesar dipegang Royal Caribbean’s Symphony of the Seas yang memiliki panjang 362,1 meter dan dapat menampung hingga 6.680 orang.

Pembuatan kapal itu menelan biaya 959 juta poundsterling. CEO Royal Caribbean’s Michael Bayley mengatakan, ukur an superbesar ditujukan untuk memperbanyak ruang makan, tempat hiburan, danarea bersantai.

“Ketika kami mencoba merancang kapal, kami tidak fokus pada ukuran, tapi pada konsep, fungsi, dan apa yang akan kami tawarkan,” katanya kepada businessinsidier.sg. Kapal pesiar terbesar di dunia lainnya, Harmony of The Seas, juga sudah meninggalkan galangan kapal STX di Pelabuh an Saint-Nazaire, Prancis.

“ Ini merupakan kapal terbaru dan terbesar di dunia dari kelas oasis. Fiturnya lebih baik dari sebelumnya,” ungkap Royal Caribbean International (RCI) dalam laman resmi mereka.

Dengan panjang mencapai 362 meter dan tinggi hingga 70 meter, Harmony of The Seas di klaim 100 meter lebih panjang dari kapal legendaris asal Inggris, RMS Titanic, dan 50 meter lebih tinggi dari Menara Eiffel.

Berdasarkan keterangan RCI, Harmony of The Seas dapat memuat lebih dari 6.000 penumpang. “Melalui Harmony of The Seas, kami ingin memberikan pengalaman unik dan menarik agar tetap mampu menjadi penyedia kapal layar terbaik di dunia sejak 12 tahun silam,” ungkap RCI.

Kapal itu untuk pertama kali memiliki the puzzle room, restoran mewah, perosotan air tertinggi, hingga internet berkecepatan tinggi. Seperti saudaranya, Harmony of The Seas juga kembali mengusung tema permukiman.

Di sana akan terdapat sejumlah restoran, pertokoan, bar, tempat bersantai, tempat eksklusif, tempat bermain, tempat hiburan, teater utama, teater air, tempat kebugaran, spa, kolam renang, taman air, dan taman pusat.

sumber:  sindonews

Kamis, 06 September 2018

Michelin, Sigfox Luncurkan Solusi Pelacakan Kontainer Berbasis IoT


Perusahaan produsen ban asal Prancis bekerja sama dengan penyedia konektivitas IoT Sigfox dan Argon Consulting yang berbasis di negara yang sama, meluncurkan solusi baru pelacakan kontainer.

Michelin yang sudah aktif berpartisipasi dalam pengembangan solusi selama setahun terakhir ini telah menerapkan solusi real-time terbaru dengan teknologi dan jaringan IoT global milik Sigfox.

Sigfox menegaskan bahwa pengiriman internasional melibatkan lebih dari 200 interaksi dan 25 pihak seperti perusahaan pengiriman dan pengangkutan barang, operator pelabuhan, penerima barang, dan bea cukai. Karena itulah banyak pengirim barang sering kali mengeluhkan sulitnya memperoleh visibilitas real-time terkait pengiriman kontainernya. Kurangnya visibilitas ini, menurut Sigfox, mengurangi kelancaran rantai pasokan dan berdampak pada layanan untuk pelanggan terakhir.

Sigfox menjelaskan bahwa solusi pelacakan baru ini menyediakan layanan geolokasi real-time peti kemas bagi perusahaan pengiriman, mulai dari gudang awal hingga titik akhir pengiriman. Selain itu, alat ini juga memiliki fitur peringatan mengenai penundaan dan mampu memastikan kelayakan kondisi transport.

“Michelin memutuskan untuk mengembangkan solusi ini bagi para pelanggan dan rantai pasokan inbound global perusahaan. Pengalaman percontohan dan investigasi lanjutan yang sudah dilakukan membuat kami semakin yakin bahwa keuntungan yang bisa diperoleh mencapai hingga 10 persen penurunan terkait inventorisasi di laut, 40% peningkatan akurasi Estimasi Waktu Kedatangan (ETA), dan membaginya dengan 4 kerusakan inventaris akibat kejadian luar biasa seperti kondisi cuaca berbahaya berkat manajemen inventaris relevan yang real-time,” komentar Pascal Zammit, VP senior rantai pasokan global di Michelin.

“Solusi ini tidak bergantung pada perusahaan maritim dan tidak memerlukan peti kemas khusus. Desain dan pengembangan solusi hanya memakan waktu beberapa bulan. Sehingga, efektivitas dan keterjangkauannya membuat Michelin yakin untuk menerapkannya tidak hanya secara internal tetapi juga menawarkan layanan ini ke perusahaan lain untuk bekerja sama dengan SigFox dan Argon,” tambahnya.

Fitur dalam layanan di antaranya akses pelacak IoT, pelacak logistik dan platform analitik. Sigfox menyampaikan bahwa penawaran ini dapat digunakan untuk jumlah peti kemas yang cukup banyak. Selain itu, fungsi teranyar seperti pemantauan suhu, deteksi penanganan dan pembukaan peti kemas dan geo-fencing juga telah dikembangkan.

“Di Sigfox, kami memiliki nilai tambah bagi banyak sektor industri seperti industri distribusi, otomotif, obat-obatan, barang mewah, aeronautika, dan banyak lagi. Ini karena kami satu-satunya yang menawarkan pelacakan aset yang terjangkau untuk perangkat yang bergerak di banyak wilayah. Solusi kami akan secara menyeluruh mengubah cara yang dipahami banyak perusahaan mengenai rantai pasokan saat ini,” kata Patrick Cason, CEO Sigfox Prancis.

Dalam tingkat global, konektivitas yang disediakan Sigfox melayani sekitar 803 juta orang, mencakup luas 3,8 juta kilometer persegi. Sigfox menargetkan jangkauan di 60 negara dan satu miliar orang pada akhir tahun ini.

sumber: maritimenews

Selasa, 04 September 2018

Kewajiban Kapal 5.000 GT, Gapasdap Khawatir Terjadi Inefisiensi


Berbeda dengan Indonesian National Ferryowners Association, pemilik kapal feri yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) masih keberatan terhadap kewajiban penggunaan angkutan penyeberangan minimal 5.000 gros ton di lintas Merak-Bakauheni. 

Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo mengatakan penerapan kewajiban itu akan menimbulkan iniefisiensi jika dipaksakan.
Pasalnya, kondisi muatan ramai (peak time) di lintas Merak-Bakauheni hanya terjadi 30% dari 24 jam sehari. 

Selebihnya selama pukul 04.00-22.00 atau 70%, sepi muatan (off peak time). "Ini yang akan terjadi pemborosan bika aturan ini dipaksakan sekarang. Apalagi dalam sebulan, kapal-kapal hanya beroperasi kurang dari 12 hari," katanya, Senin (3/9/2018).

Menurut Gapasdap, saat ini terjadi oversupply kapal yang sangat besar. Setiap hari setidaknya ada 40 kapal yang berhenti menunggu giliran operasi karena jumlah dermaga yang kurang.
Muatan juga sangat minim karena bersaing dengan pelabuhan lain Bojanegara-Bakauheni.

Khoiri khawatir terjadi pemborosan sumber daya, terutama bahan bakar yang terbuang sia sia karena kapal besar harus memuat jauh lebih kecil dari kapasitasnya.

Di sisi lain, Gapasdap berharap moratorium perizinan segera dilaksanakan. Pasalnya, anggota asosiasi banyak yang sekarat akibat operasi yang tidak efisien, sedangkan gaji karyawan dan perawatan kapal terus berjalan.

Gapasdap mengusulkan lebih baik pemerintah menambah dermaga karena lebih efektif dibandingkan dengan mengganti kapal kecil dengan kapal besar.

Dengan menambah satu pasang dermaga dari saat ini 6 dermaga, maka jumlah kapal yang bisa beroperasi bertambah 6 kapal dari semula off. Lagipula, dalam hitungan Gapasdap, biaya membangun sepasang dermaga sama dengan biaya membeli dua unit kapal.

"Tentu kami sangat berharap Kemenhub akan mengkaji ulang [Permenhub No 88/2014] demi kepentingan nasional seluruh pemangku kepentingan angkutan penyeberangan. Gapasdap sekarang tidak hanya berjuang untuk kepentingan asosiasi operator, tetapi juga untuk seluruh pemangku kepentingan dari manapun asalnya," tutur Khoiri.

Kondisi Lintas Merak-Bakauheni

- Jumlah total kapal 70 unit
- Jumlah kapal yang berukuran di bawah 5.000 GT 27 unit atau 38% dari total kapal dengan ukuran rata-rata 3.661 GT
- Jumlah kapal yang berukuran di atas 5.000 GT 43 unit dengan rata-rata ukuran 7.575 GT
- Jumlah kapal yang beroperasi setiap hari 34 kapal dengan jumlah dermaga 6 pasang
- Jumlah hari operasi rata-rata setiap kapal 12 hari per bulan 

Sumber: Gapasdap, 2018

Senin, 03 September 2018

Pelemahan Rupiah Terhadap Dollar AS Pengaruhi Kinerja Industri Galangan Kapal


Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih bertengger di kisaran Rp 14.400. Menguatnya dollar AS ini mempengaruhi kinerja beberapa industri, salah satunya galangan kapal.

Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Eddy Kurniawan Logam menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah ini akan meningkatkan harga produksi kapal. Maklum, komponen kapal yang diimpor masih sebesar 65% sampai 70%.

Komponen yang dapat dipasok dari dalam negeri untuk membangun kapal hanya sebesar 30% sampai 35%. “Untuk kapal-kapal yang akan dibangun di kemudian hari harganya harus disesuaikan. Sebagian galangan, yang masuk penawaran ke pihak-pihak peminat sudah harus di sesuaikan dengan kurs yang baru,” kata Eddy kepada Kontan.co.id, Jumat (3/8).

Sementara, untuk perusahaan yang sudah teken kontrak, Eddy bilang ada beberapa hal yang perlu mereka lakukan salah satunya harus sudah membeli komponen dengan kurs yang lama.

“Tapi jika mereka belum mengantisipasi hal tersebut, hal ini bisa mengakibatkan kerugian karena penawaran dilakukan dalam rupiah sedangkan harga komponen diimpor,” ujarnya.

Dia berharap pelemahan nilai rupiah ini tidak berlarut-larut dan bisa stabil satu titik nantinya. Sebab apabila nilai tukar rupiah terus melemah, hal ini berpotensi menggerus laba industri galangan kapal. “Kenaikan harganya bisa sampai 3%,” imbuh Eddy.

Selain tertekan akibat melemahnya nilai tukar rupiah, Eddy juga prihatin karena order untuk pembangunan kapal masih rendah. Meski begitu, dia yakin ke depannya permintaan pembangunan kapal baru akan meningkat. “Tahun ini menurun daripada tahun sebelumnya,” katanya.

sumber: kontan

Kini, Kapal Pesiar Ukuran Besar Bisa Sandar di Benoa


Pelabuhan Benoa telah merampungkan pengerukan kolam dan pendalaman alur di dermaga timur yang memungkinkan masuknya kapal pesiar berukuran besar.

CEO PT Pelindo III Regional Bali-Nusa Tenggara Wayan Eka Saputra mengatakan kini tinggal menunggu pengecekan dan pembaruan informasi yang dilakukan Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) TNI AL agar dapat diakses seluruh kapal pesiar.

“Hingga akhir tahun ini permintaan sandar di Pelabuhan Benoa mencapai 80 kapal pesiar, dengan rampungnya pengerukan kolam dan pendalaman alur, kunjungan kapal pesiar bisa meningkat dua kali lipat,” katanya, Jumat (31/8/2018) petang.

Menurut Wayan Eka dermaga timur Pelabuhan Benoa hanya memiliki 9 mean low water springs (MLWS) yang bisa digunakan sandar kapal pesiar yang memiliki panjang maksimal 260 meter. Setelah pengerukan kolam dan pendalaman alur menjadi 12 MLWS sehingga bisa untuk sandar kapal pesiar besar hingga 335 meter.

Kata dia pengerukan kolam dermaga timur, turning basin, dan alur pelabuhan yang dimulai April 2018 itu telah rampung dan tinggal menunggu pemeriksaan Dishidros yang akan dilakukan September ini.

Wayan Eka berharap September ini Dengan meningkatnya kedalaman dermaga, maka kapal dengan jumlah penumpang hingga 3.352 orang akan bisa bersandar di Pelabuhan benoa. Sebelumnya, Pelabuhan Benoa hanya bisa menampung kapal dengan jumlah penumpang hingga 1.430 orang.

Ia mengatakan kapal pesiar Genting Dream berukuran besar yang membawa 3.500 penumpang akan sandar Oktober mendatang.

Wayan Eka optimistis Pelabuhan Benoa bisa memfasilitasi kapal pesiar besar dan akan lebih banyak mendatangkan wisatawan mancanegara.

Dia menambahkan permintaan kapal pesiar untuk sandar di Pelabuhan Benoa cukup banyak bahkan telah terjadwalkan hingga 2021. “Sudah sejak lama kapal pesiar ukuran besar ingin singgah ke Bali, keinginan operator mereka bakal terpenuhi tahun ini,” ujarnya.

Selain melakukan pengerukan kolam dan pendalaman alur, PT Pelindo III juga sedang melakukan pengembangan Pelabuhan Benoa di antaranya penataan kembali zona peruntukan kapal wisata, BBM dan Gas, perikanan, serta pembangunan terminal internasional.

Wayan Eka menyebut pembangunan fisik telah mencapai progres 25%, kendati demikian fasilitas yang ada telah siap pula seandainya delegasi Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group ingin melakukan perjalanan wisata bahari melalaui Pelabuhan Benoa.

sumber: bisnis