Rabu, 27 Juni 2018

Industri Surimi Mengharapkan Peningkatan Perizinan Kapal

                                                                             Ilustrasi

Industri pasta ikan atau surimi mengharapkan peningkatan perizinan kapal. Meningkatnya perizinan akan membuat hasil tangkapan meningkat sehingga produksi dapat kembali normal.

Sebelumnya industri surimi sempat berhenti produksi saat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan kebijakan pelarangan alat tangkap yang merusak lingkungan seperti cantrang.

"Ada sebagian kapal yang belum beres belum bisa berangkat, mungkin masalah pembiayaan atau perizinan," ujar Direktur PT Southern Marine Products (SMP), Agus Amin Thohari kepada Kontan.co.id, Kamis (5/4).

Kurangnya kapal yang beroperasi dinilai membuat produksi belum berjalan maksimal. Agus bilang saat ini produksi surimi di pabriknya kembali normal.

Agus mengungkapkan dalam satu minggu pabriknya hanya bekerja selama 3 hingga 4 hari akibat kurangnya bahan baku. Hal itu membuat produksi SMP hanya sekitar 30% hingga 40% dari total kapasitas produksi.

Padahal kapasitas produksi surimi SMP dapat mencapai 100 ton per hari. "Produksi belum kembali normal, hari ini saya dapat bahan baku 5 truk atau sekitar 26 ton," terang Agus.

Selain itu harga bahan baku surimi pun dinilai masih tinggi. Agus bilang harga bahan baku surimi saat ini mencapai Rp 8.500 per kilogram (kg) hingga Rp 9.500 per kg.

Angka tersebut diakui masih di batas harga sebelum adanya larangan cantrang. Harga sebelumnya berkisar antara Rp 7.000 per kg hingga Rp 7.500 per kg.

Saat ini, Agus berharap pasokan bahan baku bertambah pada pekan depan. Pasalnya pekan depan kapalnya yang berangkat melaut pada keberangkatan kedua akan mulai berdatangan.

Hal serupa juga dinantikan oleh Direktur PT Bintang Karya Laut (BKL), Zainul Wasik.

Zainul berharap pasokan terus bertambah untuk meningkatkan utilitas. "Kapal penangkap minggu depan sudah mulai banyak berdatangan," kata Zainul.

Berbeda dengan Agus, Zainul bilang produksi surimi saat ini sudah mulai ke arah normal. Saat ini utilitas bahan baku sudah mencapai sebesar 60% hingga 70%.

Zainul pun mengungkapkan sedang menunggu perizinan kapal berukuran di atas 30 gross tonnage (GT). Ia berharap proses perizinan dapat segera selesai.

"Semoga ke depan ada peningkatan, seiring dengan perizinan kapal selesai, sehingga yang melaut kapalnya semakin bertambah," harapnya.

sumber: kontan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar