Kamis, 13 September 2018

Menperin Resmikan Industri Galangan Kapal Senilai Rp 510 Miliar


Sebelumnya, sejumlah industri galangan kapal nasional semakin meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini guna meraih peluang besar di pasar domestik, terutama terkait dengan pembangunan armada baru maupun reparasi.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Peresmian Fasilitas Graving Dock PT Samudra Marine Indonesia (SMI) Shipyard di Serang, Banten, Minggu, 22 Oktober 2017, kemarin, upaya ini untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan tol laut dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Dengan penambahan fasilitas baru, tentunya akan memacu kemampuan produksi di industri galangan kapal kita bisa berjalan lebih cepat dan efisien sehingga mampu memenuhi kebutuhan armada yang berkualitas,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.

Oleh karena itu, dia memberikan apresiasi kepada PT SMI Shipyard yang telah mengoperasikan dua unit graving dock terbarunya, masing-masing dengan ukuran 280m x 45m berkapasitas 120 ribu DTW dan 320m x 55m berkapasitas 150 ribu DWT.

Fasilitas yang dibangun mulai 2011 dengan nilai investasi sebesar Rp 510 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.400 orang ini merupakan salah satu dok kolam terbesar di Indonesia.

Airlangga pun meyakini, industri galangan kapal nasional akan semakin berdaya saing di tingkat global sejalan dengan peningkatan kapasitas dan pemanfaatan teknologi terkini. Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah memprioritaskan pengembangan sektor strategis ini karena berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Kemenperin mencatat, hingga saat ini, jumlah galangan kapal di Tanah Air sebanyak 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta DWT per tahun untuk membangun kapal baru dan mampu mencapai 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

"Industri perkapalan mempunyai peran penting, mengingat karakteristiknya yang padat karya, padat modal dan padat teknologi. Makanya, perlu penanganan dan perhatian yang serius dari pemerintah sehingga mampu tumbuh dan berkembang," papar dia.

Apalagi, pemerintah telah mengalokasikan anggaran bagi pembangunan kapal-kapal negara untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi laut di dalam negeri. Momentum ini semestinya dapat dimanfaatkan oleh industri perkapalan nasional sebagai sebuah peluang yang potensial guna meningkatkan kemampuan dan utilisasi khususnya untuk pembangunan armada baru.

"Diharapkan dengan adanya proyek-proyek pembangunan kapal baru, dapat juga memacu penyerapan tenaga kerja serta yang lebih penting adalah kemampuan dalam meningkatkan penguasaan teknologi," tutur Airlangga.

Sementara itu, Direktur Utama PT SMI Shipyard Tradju Trsina menjelaskan, fasilitas graving dockterbarunya telah dilengkapi dengan alat berupa Jib crane sebanyak empat unit masing-masing memiliki kapasitas sebesar 40 ton. Selain itu, terdapat pelabuhan khusus sepanjang 800 meter untuk melakukanfloating repair.

"Hingga saat ini, kapasitas shipyard kami bisa memperbaiki kapal mencapai 150 ribu DWT," kata dia.

Lebih lanjut, dengan tambahan dua fasilitas, PT SMI Shipyard yang berdiri di atas lahan seluas 4 hektare ini memiliki total empat graving dock yang mampu memproduksi kapal maupun mereparasi sekitar 300 unit kapal per tahun, naik dari sebelumnya di bawah 200 unit per tahun. Dua unit dok kolam sebelumnya, berkapasitas 80 ribu DWT dengan ukuran 215m x 35m dan 215m x 40m.

“Guna mendukung daya saing perusahaan, kami telah mempunyai sertifikat ISO 9001:2000 yang mencakup Sistem Manajemen Mutu, sertifikat ISO 140001 tentang lingkungan, dan OHSAS 18001 Safety atau keselamatan kerja. Untuk menjaga kualitas tersebut, audit dilakukan secara berkala baik dari internal maupun eksternal,” tandas dia.

sumber:  liputan6

Rabu, 12 September 2018

Pelaku Galangan Kapal Terhalang Gejolak Rupiah


Sejumlah sektor industri terpapar fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Industri yang banyak menggantungkan pada bahan baku impor paling terdampak pelemahan rupiah. Nah, salah satunya adalah industri galangan kapal.

Berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), posisi rupiah kemarin (3/8) di level Rp 14.503 per dollar AS. Alhasil, dominasi the green back terhadap mata uang Garuda turut mempengaruhi prospek industri galangan kapal.

Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Eddy Kurniawan Logam, menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah akan mengerek harga produksi kapal. Maklumlah, komponen kapal yang diimpor masih sebesar 65%-70%. Artinya, komponen yang dapat dipasok dari dalam negeri untuk membangun kapal hanya 30%-35%.

Untuk kapal-kapal yang akan dibangun di kemudian hari, harganya harus disesuaikan. "Sebagian galangan, yang masuk penawaran ke pihak-pihak peminat sudah harus disesuaikan dengan kurs yang baru," ungkap Eddy kepada Kontan.co.id, kemarin.

Iperindo berharap pelemahan kurs rupiah tidak berlarut-larut dan bisa stabil pada satu titik keseimbangan baru. Sebab, apabila nilai tukar rupiah terus melemah, maka berpotensi menggerus laba industri galangan kapal.

Direktur PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Bani M Mulia, juga menyebutkan dalam bisnis galangan kapal komponen impor masih cukup tinggi. "Di atas 60% sampai 70% untuk impor komponen," ujar dia.

Tak pelak, pelemahan kurs rupiah akan mempengaruhi kinerja perusahaan galangan kapal. Celakanya, beberapa proyek SMDR terpaksa ditunda.

Misalnya, proyek-proyek dengan pendapatan dalam rupiah, tapi investasinya dalam dollar AS. "Ini, kan, hitungannya jadi berubah," tukas Bani.

Sementara PT PAL Indonesia mengaku belum terdampak pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab, mereka belum menggarap kontrak-kontrak baru.

Pembangunan kapal baru masih delay, kontrak-kontrak yang ditargetkan diteken pada semester pertama tahun ini, untuk sementara ditunda. "Jadi saat ini kami masih menyelesaikan proyek-proyek sebelumnya," ungkap Direktur Keuangan PT PAL Indonesia, Irianto.

Alhasil, dampak pelemahan rupiah tidak terlalu mempengaruhi beban PAL Indonesia. Sebab, tidak ada komponen yang harus diimpor.

Meski begitu, PAL Indonesia ternyata harus melunasi utang dengan menggunakan dollar AS. "Kami punya angsuran pengembalian utang masa lalu, pendapatan dalam rupiah dan harus mengembalikan dalam dollar AS. Beban untuk mengembalikan utang ini besar sekali. Untuk semester I-2018, kami masih merugi karena terkena kurs tadi," keluh Irianto.

sumber: kontan 

Jumat, 07 September 2018

AIDAnova Ramaikan Persaingan Kapal Pesiar


Persaingan industri kapal pesiar dunia kian ketat. Teranyar, galangan kapal Meyer Werft, Kota Papenburg, Jerman memamerkan kepada publik kapal pesiar baru superbesar sepanjang 337 meter, akhir pekan lalu.

Kehadiran kapal pesiar ini sekaligus menambah jajaran kapal pesiar terbesar yang ada di muka bumi saat ini, seperti Royal CaribbeanĂ­s dan Harmony of The Seas. Dengan 20 dek dan 2.500 kabin, kapal itu dapat menampung hingga 6.600 penumpang.

Ukurannya yang sangat besar tidak terbuang dengan sia-sia. Kapal milik perusahaan asal Jerman AIDA Cruises tersebut dilengkapi dengan 17 restoran, 23 bar, kasino, panjat dinding batu, taman air, lapangan mini golf, gim, dan spa. AIDA Cruises menamai kapal itu AIDAnova.

Mereka merayakan pesta besar yang dimeriahkan DJ David Guetta dan dihadiri sekitar 25.000 orang. “Pesta ini merupakan acara istimewa di tempat yang istimewa. Kami senang menggelarnya dan dapat berbagi antusiasme,” kata Presiden AIDA Felix Eichhorn, dikutip dailymail.co.uk. AIDAnova dibaptis keluarga Sonja Mirza beserta suami dan kedua anaknya.

Keluarga yang berasal dari Hanau itu memenangi undian. Selama prosesi pembaptisan, Sonja memanjatkan doa. Dia berharap awak kapal dan seluruh penumpang akan selalu menjalani pelayaran yang nyaman dan aman selama berada di laut lepas.

AIDAnova merupakan kapal kelima terbesar di dunia. Selain gagah, kapal itu juga memiliki fitur modern dan teknologi canggih. Penumpang dapat memesan minuman yang disajikan langsung robot-robot cerdas.

Selain itu, robot humanoid akan menyapa dan menuntun penumpang sejak mereka boarding ke dalam kapal. “Robot itu akan membantu para penumpang dengan menyediakan informasi dan tips terkait makanan, hiburan, program workshop, event prescheduled, kasino, promo belanja, tur, hingga wisata pantai.

Robot itu mobile dan dapat berkomunikasi dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Jerman, dan Italia,” ungkap AIDA Cruises. Proyek pembuatan AIDAnova menghabiskan biaya hingga 700 juta euro (Rp12,1 triliun, kurs 17.322 per euro).

Kapal seberat 184.000 ton itu menggunakan gas alam liquefied (LNG), bukan diesel, sehingga disebut lebih ramah lingkungan. Sejak beberapa tahun terakhir, AIDA Cruises menggalakkan konsep green cruises.

Fitur unik dan khas yang ada di dalam kapal tersebut ialah gambar mata dan bibir perempuan di bagian samping dan depan. Logo AIDA itu ter inspirasi dari karya seni artis terkenal Jerman, Feliks Buttner. AIDA Cruises menyatakan gambar tersebut sedikitnya meng habiskan sekitar 50 liter cat warna oranye, merah, dan hitam.

AIDAnova akan mulai berlayar dalam waktu dekat. Kapal dengan 1.500 awak kapal itu akan melakukan perjalanan dari Meyer Werft, Jerman, menuju Eemshaven, Belanda, di laut lepas sebagai uji coba. Memasuki Desember, AIDAnova akan meluncurkan program unggulan itinerary 7-malam mengelilingi Pulau Canary.

Kapal baru AIDAnova menyuguhkan beraneka ragam pilihan makanan dan masakan. Dari 17 tempat makan, di antaranya ada Cassanova, French Kiss, Brauhaus, Bella Donna, dan Markt Restaurant. Para penumpang juga dapat mengikuti sekolah memasak AIDA untuk mendapatkan resep terbaik dari para koki terkemuka.

AIDA Cruises akan kembali meluncurkan kapal generasi baru pada 2019. AIDA Cruises memiliki sekitar 11.400 karyawan dari 40 negara, baik di darat ataupun di laut. AIDA Cruises mengoperasikan 13 kapal pesiar, satu di antaranya AIDAnova yang menjadi kapal pesiar pertama yang menggunakan daya emisi rendah LNG.

Meski ukurannya superbesar, AIDAnovabukanlahsatusatunya kapal pesiar raksasa di dunia. Saat ini rekor kapal pesiar terbesar dipegang Royal Caribbean’s Symphony of the Seas yang memiliki panjang 362,1 meter dan dapat menampung hingga 6.680 orang.

Pembuatan kapal itu menelan biaya 959 juta poundsterling. CEO Royal Caribbean’s Michael Bayley mengatakan, ukur an superbesar ditujukan untuk memperbanyak ruang makan, tempat hiburan, danarea bersantai.

“Ketika kami mencoba merancang kapal, kami tidak fokus pada ukuran, tapi pada konsep, fungsi, dan apa yang akan kami tawarkan,” katanya kepada businessinsidier.sg. Kapal pesiar terbesar di dunia lainnya, Harmony of The Seas, juga sudah meninggalkan galangan kapal STX di Pelabuh an Saint-Nazaire, Prancis.

“ Ini merupakan kapal terbaru dan terbesar di dunia dari kelas oasis. Fiturnya lebih baik dari sebelumnya,” ungkap Royal Caribbean International (RCI) dalam laman resmi mereka.

Dengan panjang mencapai 362 meter dan tinggi hingga 70 meter, Harmony of The Seas di klaim 100 meter lebih panjang dari kapal legendaris asal Inggris, RMS Titanic, dan 50 meter lebih tinggi dari Menara Eiffel.

Berdasarkan keterangan RCI, Harmony of The Seas dapat memuat lebih dari 6.000 penumpang. “Melalui Harmony of The Seas, kami ingin memberikan pengalaman unik dan menarik agar tetap mampu menjadi penyedia kapal layar terbaik di dunia sejak 12 tahun silam,” ungkap RCI.

Kapal itu untuk pertama kali memiliki the puzzle room, restoran mewah, perosotan air tertinggi, hingga internet berkecepatan tinggi. Seperti saudaranya, Harmony of The Seas juga kembali mengusung tema permukiman.

Di sana akan terdapat sejumlah restoran, pertokoan, bar, tempat bersantai, tempat eksklusif, tempat bermain, tempat hiburan, teater utama, teater air, tempat kebugaran, spa, kolam renang, taman air, dan taman pusat.

sumber:  sindonews

Kamis, 06 September 2018

Michelin, Sigfox Luncurkan Solusi Pelacakan Kontainer Berbasis IoT


Perusahaan produsen ban asal Prancis bekerja sama dengan penyedia konektivitas IoT Sigfox dan Argon Consulting yang berbasis di negara yang sama, meluncurkan solusi baru pelacakan kontainer.

Michelin yang sudah aktif berpartisipasi dalam pengembangan solusi selama setahun terakhir ini telah menerapkan solusi real-time terbaru dengan teknologi dan jaringan IoT global milik Sigfox.

Sigfox menegaskan bahwa pengiriman internasional melibatkan lebih dari 200 interaksi dan 25 pihak seperti perusahaan pengiriman dan pengangkutan barang, operator pelabuhan, penerima barang, dan bea cukai. Karena itulah banyak pengirim barang sering kali mengeluhkan sulitnya memperoleh visibilitas real-time terkait pengiriman kontainernya. Kurangnya visibilitas ini, menurut Sigfox, mengurangi kelancaran rantai pasokan dan berdampak pada layanan untuk pelanggan terakhir.

Sigfox menjelaskan bahwa solusi pelacakan baru ini menyediakan layanan geolokasi real-time peti kemas bagi perusahaan pengiriman, mulai dari gudang awal hingga titik akhir pengiriman. Selain itu, alat ini juga memiliki fitur peringatan mengenai penundaan dan mampu memastikan kelayakan kondisi transport.

“Michelin memutuskan untuk mengembangkan solusi ini bagi para pelanggan dan rantai pasokan inbound global perusahaan. Pengalaman percontohan dan investigasi lanjutan yang sudah dilakukan membuat kami semakin yakin bahwa keuntungan yang bisa diperoleh mencapai hingga 10 persen penurunan terkait inventorisasi di laut, 40% peningkatan akurasi Estimasi Waktu Kedatangan (ETA), dan membaginya dengan 4 kerusakan inventaris akibat kejadian luar biasa seperti kondisi cuaca berbahaya berkat manajemen inventaris relevan yang real-time,” komentar Pascal Zammit, VP senior rantai pasokan global di Michelin.

“Solusi ini tidak bergantung pada perusahaan maritim dan tidak memerlukan peti kemas khusus. Desain dan pengembangan solusi hanya memakan waktu beberapa bulan. Sehingga, efektivitas dan keterjangkauannya membuat Michelin yakin untuk menerapkannya tidak hanya secara internal tetapi juga menawarkan layanan ini ke perusahaan lain untuk bekerja sama dengan SigFox dan Argon,” tambahnya.

Fitur dalam layanan di antaranya akses pelacak IoT, pelacak logistik dan platform analitik. Sigfox menyampaikan bahwa penawaran ini dapat digunakan untuk jumlah peti kemas yang cukup banyak. Selain itu, fungsi teranyar seperti pemantauan suhu, deteksi penanganan dan pembukaan peti kemas dan geo-fencing juga telah dikembangkan.

“Di Sigfox, kami memiliki nilai tambah bagi banyak sektor industri seperti industri distribusi, otomotif, obat-obatan, barang mewah, aeronautika, dan banyak lagi. Ini karena kami satu-satunya yang menawarkan pelacakan aset yang terjangkau untuk perangkat yang bergerak di banyak wilayah. Solusi kami akan secara menyeluruh mengubah cara yang dipahami banyak perusahaan mengenai rantai pasokan saat ini,” kata Patrick Cason, CEO Sigfox Prancis.

Dalam tingkat global, konektivitas yang disediakan Sigfox melayani sekitar 803 juta orang, mencakup luas 3,8 juta kilometer persegi. Sigfox menargetkan jangkauan di 60 negara dan satu miliar orang pada akhir tahun ini.

sumber: maritimenews

Selasa, 04 September 2018

Kewajiban Kapal 5.000 GT, Gapasdap Khawatir Terjadi Inefisiensi


Berbeda dengan Indonesian National Ferryowners Association, pemilik kapal feri yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) masih keberatan terhadap kewajiban penggunaan angkutan penyeberangan minimal 5.000 gros ton di lintas Merak-Bakauheni. 

Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo mengatakan penerapan kewajiban itu akan menimbulkan iniefisiensi jika dipaksakan.
Pasalnya, kondisi muatan ramai (peak time) di lintas Merak-Bakauheni hanya terjadi 30% dari 24 jam sehari. 

Selebihnya selama pukul 04.00-22.00 atau 70%, sepi muatan (off peak time). "Ini yang akan terjadi pemborosan bika aturan ini dipaksakan sekarang. Apalagi dalam sebulan, kapal-kapal hanya beroperasi kurang dari 12 hari," katanya, Senin (3/9/2018).

Menurut Gapasdap, saat ini terjadi oversupply kapal yang sangat besar. Setiap hari setidaknya ada 40 kapal yang berhenti menunggu giliran operasi karena jumlah dermaga yang kurang.
Muatan juga sangat minim karena bersaing dengan pelabuhan lain Bojanegara-Bakauheni.

Khoiri khawatir terjadi pemborosan sumber daya, terutama bahan bakar yang terbuang sia sia karena kapal besar harus memuat jauh lebih kecil dari kapasitasnya.

Di sisi lain, Gapasdap berharap moratorium perizinan segera dilaksanakan. Pasalnya, anggota asosiasi banyak yang sekarat akibat operasi yang tidak efisien, sedangkan gaji karyawan dan perawatan kapal terus berjalan.

Gapasdap mengusulkan lebih baik pemerintah menambah dermaga karena lebih efektif dibandingkan dengan mengganti kapal kecil dengan kapal besar.

Dengan menambah satu pasang dermaga dari saat ini 6 dermaga, maka jumlah kapal yang bisa beroperasi bertambah 6 kapal dari semula off. Lagipula, dalam hitungan Gapasdap, biaya membangun sepasang dermaga sama dengan biaya membeli dua unit kapal.

"Tentu kami sangat berharap Kemenhub akan mengkaji ulang [Permenhub No 88/2014] demi kepentingan nasional seluruh pemangku kepentingan angkutan penyeberangan. Gapasdap sekarang tidak hanya berjuang untuk kepentingan asosiasi operator, tetapi juga untuk seluruh pemangku kepentingan dari manapun asalnya," tutur Khoiri.

Kondisi Lintas Merak-Bakauheni

- Jumlah total kapal 70 unit
- Jumlah kapal yang berukuran di bawah 5.000 GT 27 unit atau 38% dari total kapal dengan ukuran rata-rata 3.661 GT
- Jumlah kapal yang berukuran di atas 5.000 GT 43 unit dengan rata-rata ukuran 7.575 GT
- Jumlah kapal yang beroperasi setiap hari 34 kapal dengan jumlah dermaga 6 pasang
- Jumlah hari operasi rata-rata setiap kapal 12 hari per bulan 

Sumber: Gapasdap, 2018

Senin, 03 September 2018

Pelemahan Rupiah Terhadap Dollar AS Pengaruhi Kinerja Industri Galangan Kapal


Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih bertengger di kisaran Rp 14.400. Menguatnya dollar AS ini mempengaruhi kinerja beberapa industri, salah satunya galangan kapal.

Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Eddy Kurniawan Logam menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah ini akan meningkatkan harga produksi kapal. Maklum, komponen kapal yang diimpor masih sebesar 65% sampai 70%.

Komponen yang dapat dipasok dari dalam negeri untuk membangun kapal hanya sebesar 30% sampai 35%. “Untuk kapal-kapal yang akan dibangun di kemudian hari harganya harus disesuaikan. Sebagian galangan, yang masuk penawaran ke pihak-pihak peminat sudah harus di sesuaikan dengan kurs yang baru,” kata Eddy kepada Kontan.co.id, Jumat (3/8).

Sementara, untuk perusahaan yang sudah teken kontrak, Eddy bilang ada beberapa hal yang perlu mereka lakukan salah satunya harus sudah membeli komponen dengan kurs yang lama.

“Tapi jika mereka belum mengantisipasi hal tersebut, hal ini bisa mengakibatkan kerugian karena penawaran dilakukan dalam rupiah sedangkan harga komponen diimpor,” ujarnya.

Dia berharap pelemahan nilai rupiah ini tidak berlarut-larut dan bisa stabil satu titik nantinya. Sebab apabila nilai tukar rupiah terus melemah, hal ini berpotensi menggerus laba industri galangan kapal. “Kenaikan harganya bisa sampai 3%,” imbuh Eddy.

Selain tertekan akibat melemahnya nilai tukar rupiah, Eddy juga prihatin karena order untuk pembangunan kapal masih rendah. Meski begitu, dia yakin ke depannya permintaan pembangunan kapal baru akan meningkat. “Tahun ini menurun daripada tahun sebelumnya,” katanya.

sumber: kontan

Kini, Kapal Pesiar Ukuran Besar Bisa Sandar di Benoa


Pelabuhan Benoa telah merampungkan pengerukan kolam dan pendalaman alur di dermaga timur yang memungkinkan masuknya kapal pesiar berukuran besar.

CEO PT Pelindo III Regional Bali-Nusa Tenggara Wayan Eka Saputra mengatakan kini tinggal menunggu pengecekan dan pembaruan informasi yang dilakukan Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) TNI AL agar dapat diakses seluruh kapal pesiar.

“Hingga akhir tahun ini permintaan sandar di Pelabuhan Benoa mencapai 80 kapal pesiar, dengan rampungnya pengerukan kolam dan pendalaman alur, kunjungan kapal pesiar bisa meningkat dua kali lipat,” katanya, Jumat (31/8/2018) petang.

Menurut Wayan Eka dermaga timur Pelabuhan Benoa hanya memiliki 9 mean low water springs (MLWS) yang bisa digunakan sandar kapal pesiar yang memiliki panjang maksimal 260 meter. Setelah pengerukan kolam dan pendalaman alur menjadi 12 MLWS sehingga bisa untuk sandar kapal pesiar besar hingga 335 meter.

Kata dia pengerukan kolam dermaga timur, turning basin, dan alur pelabuhan yang dimulai April 2018 itu telah rampung dan tinggal menunggu pemeriksaan Dishidros yang akan dilakukan September ini.

Wayan Eka berharap September ini Dengan meningkatnya kedalaman dermaga, maka kapal dengan jumlah penumpang hingga 3.352 orang akan bisa bersandar di Pelabuhan benoa. Sebelumnya, Pelabuhan Benoa hanya bisa menampung kapal dengan jumlah penumpang hingga 1.430 orang.

Ia mengatakan kapal pesiar Genting Dream berukuran besar yang membawa 3.500 penumpang akan sandar Oktober mendatang.

Wayan Eka optimistis Pelabuhan Benoa bisa memfasilitasi kapal pesiar besar dan akan lebih banyak mendatangkan wisatawan mancanegara.

Dia menambahkan permintaan kapal pesiar untuk sandar di Pelabuhan Benoa cukup banyak bahkan telah terjadwalkan hingga 2021. “Sudah sejak lama kapal pesiar ukuran besar ingin singgah ke Bali, keinginan operator mereka bakal terpenuhi tahun ini,” ujarnya.

Selain melakukan pengerukan kolam dan pendalaman alur, PT Pelindo III juga sedang melakukan pengembangan Pelabuhan Benoa di antaranya penataan kembali zona peruntukan kapal wisata, BBM dan Gas, perikanan, serta pembangunan terminal internasional.

Wayan Eka menyebut pembangunan fisik telah mencapai progres 25%, kendati demikian fasilitas yang ada telah siap pula seandainya delegasi Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group ingin melakukan perjalanan wisata bahari melalaui Pelabuhan Benoa.

sumber: bisnis