Senin, 20 November 2017

Cara Menentukan Asuransi Mobil


Jangan biarkan kebingungan bergelayut dalam pikiran Anda ketika ingin menentukan mana asuransi mobil yang tepat. Nah, untuk itu saya akan memberikan beberapa cara yang bisa Anda gunakan yakni:

Tentukan jenis perlindungan yang cocok untuk mobil Anda
Untuk mendapatkan asuransi mobil yang tepat, tentunya Anda harus menentukan dahulu jenis perlindungan yang tepat terhadap mobil Anda. Apakah Comprehensive (All Risk) atau Total Lost Only (TLO)? Dimana Comprehensive (All Risk) akan menjamin biaya kerusakan sebagian atau keseluruhan yang terjadi padamobil Anda dan Total Lost Only (TLO) mengganti kerusakan di atas 75% dari nilai pertanggungan (ini cocok untuk kendaraan usia tua).

Pastikan jangan tergiur dengan premi murah
Satu hal yang perlu Anda ingat, jangan pernah tergiur dengan premi murah (di bawah rata-rata) yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi. Bisa saja perusahaan tersebut abal-abal yang hanya mencari keuntungan semata. Sebaiknya, asumsikan premi murah sebagai premi yang sesuai dengan budget yang Anda miliki.

Pastikan mengetahui tentang bengkel rekanan perusahaan asuransi
Anda juga harus mengetahui tentang bengel rekanan perusahaan seperti lokasi bengkel. Dengan begitu Anda akan dengan mudah ke menghubungi dan menuju bengkel tersebut jika mobil Anda mengalami kerusakan.

Perhatikan paket asuransi yang ditawarkan
Perhatikan dengan teliti paket asuransi yang ditawarkan perusahaan asuransi. Setiap paket tentunya memiliki perbedaan misalnya mengenai jenis perlindungan, perluasan jaminan, dan preminya. Semakin banyak perlindungan yang ditawarkan semakin besar pula premi yang akan Anda bayar. So, pilihan jatuh di tangan Anda.

Pastikan Anda tahu hak dan kewajiban Anda sebagai pemegang polis
Hak Anda dalam asuransi mobil maksudnya perlindungan (ganti rugi) yang diberikan oleh perusahaan asuransi atau layanan tambahan apa saja yang akan Anda dapatkan. Sedangkan kewajiban adalah membayar premi setiap tahunnya serta Anda juga berkewajiban untuk menuruti aturan yang ditetapkan oleh perusahaan (aturan pembayaran premi atau jangka waktu untuk klaim).

Kamis, 16 November 2017

Alat Bongkar Muat di Pelabuhan Palembang Rusak, Kapal Antre Sandar


PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II cabang Palembang menyatakan, ada kerusakan alat bongkar muat jenis rail mounted gantry crane (RMGC) dan satu unit container crane (CC) sehingga kapal harus antre menunggu pelayanan sandar dan bongkar muat dalam sepekan terakhir ini.

General Manajer Pelindo II cabang Palembang, Agus Hendrianto mengatakan hal itu merespon adanya keluhan sejumlah pelayaran kontener nasional yang kapalnya banyak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan sandar dipelabuhan itu.

Di sisi lain, imbuhnya, volume arus barang dan peti kemas melalui pelabuhan Palembang, Sumatra Selatan itu sedang mengalami kenaikan siginifikan. Dengan keterbatasan fasilitas di pelabuhan Palembang, serta adanya kenaikan volume barang membuat semua mesin produksi menjadi agak keteteran.

"Dan mungkin (alat bongkar muat itu) karena harus kerja keras menangani volume yang sedang naik. Sekarang memang di TPK ada 1 RMGC yang rusak dan 1 CC yang suka 'batuk-batuk'," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (10/11/2017).

Agus mengatakan, pihaknya berupaya mencari solusi agar hambatan layanan kapal dan bongkar muat di pelabuhan Palembang segera teratasi.

sumber: bisnis

Senin, 13 November 2017

Kemenhub Optimalkan Jembatan Timbang dan Kapal RoRo






Dalam rangka mendukung efisiensi di bidang logistik, Kementerian Perhubungan mengoptimalkan jembatan timbang dan kapal Ro-Ro. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam FGD bertema "Optimalisasi Jembatan Timbang Dan Peran Kapal Ro-Ro Sebagai Alternatif Angkutan Truk Untuk Mengurangi Kepadatan Jalur Pantura" di The Akmani Hotel, Jakarta pada Kamis (26/10).

Menurut Menhub dengan mengoptimalkan fungsi jembatan timbang, maka truk akan lebih tertib dan jalan akan terawat.

"Dengan berfungsinya jembatan timbang dengan baik, maka kita akan me-manage lalu lintas, akan merawat jalan, akan menertibkan angkutan truk yang muatannya berlebih," ujar Menhub.

Agar peran dari jembatan timbang ini dapat optimal, Menhub menjelaskan beberapa hal yang telah dilakukan oleh Pemerintah.

"Jembatan timbang tahun lalu sudah diserahkan pengelolaannya kepada kita (Pemerintah Pusat) dan tahun ini sudah kita lelang. Beberapa jembatan timbang juga harus kita perbaiki untuk meningkatkan pelayanannya. Nantinya, jembatan timbang ini akan dikelola secara profesional oleh swasta," jelas Menhub.

Lebih lanjut Menhub menjelaskan isu yang terjadi di jalur darat.

"Sekarang ini isu yang terjadi adalah truk-truk yang melintas Jakarta-Surabaya sebanyak 12.000 truk, ini overloaded, terlalu berat. Kalau terlalu berat, maka akan menyebabkan kondisi jalan yang cepat rusak dan kemacetan," jelas Menhub.

"Katakan ada truk harusnya angkut 15 ton, tapi dia angkut 30 ton, dia minta bayaran relatif murah tapi nanti jalan jadi rusak," lanjut Menhub.

Menurut Menhub, apabila masyarakat tak kunjung merubah paradigma dari darat ke laut, bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang diperlukan untuk perbaikan jalan dan terkait logistik, bagaimana distribusi barang yang mengandung hajat hidup banyak orang. Untuk itu, Menhub menerangkan dengan penertiban berat truk maka kapal RoRo akan lebih kompetitif.

"Dengan kita menertibkan berat truk, maka kita harapkan umur daripada jalan kita makin baik dan pada saat itu (kapal) RoRo akan kompetitif," terang Menhub.

Menhub juga menjelaskan mekanisme truk yang melintas Jakarta-Surabaya diakomodir oleh kapal RoRo.

"Sekarang ini truk yang melintas dari Jakarta ke Surabaya ada 12.000 unit. 12.000 unit pasti tidak ke Surabaya semua. Ke surabaya itu kita ambil full katakanlah 6.000 unit. Target pertama kali kita ambil 30 persen ada 2.000 unit. 2.000 unit itu ada kebutuhan 10 kapal roro yang jalan," jelas Menhub.

Saat ini, kapal RoRo yang beroperasi sudah melayani 3 lintasan. Menhub berharap layanan kapal RoRo akan terus bertambah.

"Yang sudah jalan kapal RoRo itu ada Jakarta-Panjang, Surabaya-Lembar Lombok, juga Surabaya-Padang Bai. Jadi kalau ada logistik dari Surabaya tidak lewat Bali lagi, sudah berkuranglah dan itu lebih ekonomis. Ke depannya, saya harap layanan kapal RoRo terus bertambah," jelas Menhub.

Menhub Ingin Daya Saing Priok Meningkat

Kapal RoRo menjadi alternatif bagi konektivitas logistik antara Jakarta-Surabaya, sehingga biayanya menjadi lebih ekonomis. Menhub menilai hal ini dapat memberikan dukungan bagi Tanjung Priok untuk jadi hub pelabuhan lebih baik.

Lebih lanjut, Menhub menjelaskan dengan adanya kapal-kapal besar bersandar di Tanjung Priok, maka penilaian positif terhadap Tanjung Priok semakin baik.

"Sekarang sentimen positif terhadap Tanjung Priok makin baik. Dengan adanya kapal-kapal besar, seperti CMA-CGM. Kalau dulu  (CMA-CGM) hanya ke Amerika, 2 minggu lalu yang ke Eropa sudah mulai dilakukan," jelas Menhub.

Menhub optimis keikutsertaan International Shipping Line (ISL) dapat menarik fungsi dan kegiatan logistik lainnya.

"Saya menghargai itu karena dengan adanya kemauan International Shipping Line (ISL) untuk turut serta dalam kegiatan konektivitas logistik di Tanjung Priok pasti akan menarik fungsi-fungsi dan kegiatan logistik lainnya," ujar Menhub.

Upaya ini sesuai dengan Nawacita nomor 7, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Untuk itu, Menhub harap daya saing Tanjung Priok dan daya saing logistik Indonesia semakin baik.

"Kita ingin sekali daya saing Pelabuhan Tanjung Priok dan daya saing logistik Indonesia semakin baik," tutup Menhub.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Ditjen Perhubungan Darat Pandu Yunianto, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hedy Rahadian, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi, Wakil Ketua Umum DPP Aptrindo Kyatmaja Lookman, Ketua Umum INFA Mayjen TNI Marinir (Purn) Eddy Oetomo, Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo, Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno, dan Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio.

sumber: emaritim

Minggu, 12 November 2017

RI Bakal Punya Pelabuhan Kapal Pesiar Terbaik di ASEAN


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan melakukan pemasangan tiang pancang (groundreaking) pengembangan pelabuhan kapal pesiar (cruise) di Tanjung Benoa, Bali pada Senin (18/9/2017). Pelabuhan ini akan menjadi pelabuhan kapal pesiar terbaik di Asia Tenggara.

"Saya akan ke sana (Bali) untuk groundbreaking terminal pelabuhan cruise di Teluk Benoa pada 18 ini (September 2017). Proyek ini sudah 17 tahun tidak selesai-selesai," kata Luhut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/9/2017).

Proyek pengembangan tersebut, diakui Luhut, dikerjakan PT Pelindo III. Tim Pelindo III akan mulai melakukan pembersihan dan pendalaman pelabuhan supaya kapal pesiar yang membawa wisatawan mancanegara (wisman) bisa bersandar di Pelabuhan Benoa.

"Ini akan menjadi cruise terminal terbaik se-Asia Tenggara. Mimpi kita, turis tidak lagi berangkat dari Singapura saja. Mereka akan berangkat dan bersandar di Bali, menginap di Bali dan mereka bisa naik cruise sampai ke Mandalika, Labuan Bajo, dan daerah lainnya. Sehingga ekonomi daerah tambah bagus," paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan Pelabuhan Benoa-Bali siap dimulai pada September 2017 dan paling lambat akhir 2018, kapal-kapal wisata ukuran besar (mega cruise ship) ditargetkan sudah bisa sandar.

Dikebutnya pembangunan ini merupakan salah satu Keputusan Rakor Kemaritiman yang dipimpin Menko Kemaritiman, Luhut B Panjaitan di Jakarta, Selasa, (1/8/2017).

Menko Luhut mengungkapkan, permasalahan sebelumnya akibat tata ruang. Namun berkat telah terbitnya surat dari Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), maka pembangunan terminal Cruise Ship di Benoa sudah bisa dimulai. 

"Sekarang sudah selesai, persoalannya tadinya ada di tata ruang. Sudah kita selesaikan, sudah ada surat formal dari Menteri ATR bahwa tata ruangnya sudah sesuai dengan peruntukkannya, yaitu untuk pelabuhan," ungkap Menko Luhut.

sumber: liputan6

Kamis, 09 November 2017

Kuartal II 2018 Pelabuhan Kuala Tanjung Siap Beroperasi


Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung telah mencapai 92% di sisi laut dan 72% di sisi darat, kabar ini dilansir oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan bakal beroperasi pada kuartal II/2018.

ACS Humas Pelindo I, Fiona Sari Utami mengatakan di tahap pertama, Pelindo I membangun terminal multiguna berkapasitas 500.000 TEUs. Menurut Fiona, pada tahap pertama, terminal multiguna bakal dikelola oleh PT Prima Multi Terminal.

Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan antara Pelindo I dengan PT PP (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Pelindo I memegang 55% saham Prima Multi Terminal sedangkan PT PP sebesar 25% dan Waskita 20%.

Setelah tahap pertama rampung, Pelindo I bakal melanjutkan pembangunan tahap kedua. Perseroan akan membangun kawasan industri dengan luas pengembangan 3.000 hektare.

“Pengembangan kawasan industri dapat semakin menurunkan biaya logistik serta berpeluang menciptakan skala ekonomi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2017).

Di tahap ketiga, Pelindo I bakal membangun pelabuhan hub dan tahap keempat akan dibangun kawasan industri strategis.

Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung secara keseluruhan diproyeksi menjadi pelabuhan terbesar dan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia.

Total kapasitas Pelabuhan Kuala Tanjung mencapai 20 juta TEUs.

sumber:  emaritim

Kamis, 02 November 2017

INSA Keberatan Pemerintah Datangkan Kapal Kargo Jepang Buat Tol Laut


Para pengusaha pelayaran anggota Indonesian National Shipowners Association (INSA) keberatan dengan rencana pemerintah pusat yang ingin mendatangkan kapal kargo bermuatan besar dari Jepang untuk membantu program Tol Laut.

Rencana tersebut dinilai berpotensi melanggar Undang-Undang Pelayaran Nomor 17 Tahun 2008. "Sesuai dengan undang-undang, kapal asing tidak boleh melayari domestik, kecuali jika kapal di Indonesia tidak ada yang yang serupa. Itu jelas-jelas melanggar undang-undang," kata Sekretaris Umum INSA Budhi Halim di Jakarta pada Senin (16/10/2017).

Dia menambahkan pemerintah pusat seharusnya melakukan komunikasi dengan pelaku industri pelayaran nasional terlebih dahulu.

“Alangkah lebih baiknya, pengusaha pelayaran nasional yang paling diprioritaskan. Pemerintah itu seperti orang tua, jadi berikan kepada kami anak sendiri. Sewa kapal itu mahal dan tidak efektif, nanti pemerintah sendiri yang rugi," paparnya.

Dari kaca mata pemerintah pusat, menurut Budhi, ingin muatan logistik murah dengan cara menyediakan kapal besar. Namun masih ada kendala, mulai dari infrastruktur penunjang hingga tingkat keterisian barang. Dengan begitu, pemerintah berpotensi mengalami kerugian. 

"Mesti dilihat, pelabuhan bisa menampung kapal besar atau tidak. Kedua, muatan baliknya ada tidak dari sana? Kapal besar ini bolak-balik dan nantinya subsidi dari pemerintah. Kalau pemerintah yang sewa, nanti pemerintah yang rugi," tururnya.

Budhi menegaskan pengusaha pelayaran nasional mampu mendukung program Tol Laut. Pemerintah hanya tinggal memberikan subsidi kepada swasta. "Pengusaha kita bisa. Ingin biaya logistik swasta murah, subsidi tinggal diberikan kepada swasta untuk menutupi biaya."

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Lenis Kagoyo, dalam kunjungannya ke Manokwari, Papua Barat, menyatakan pemerintah pusat terus berupaya memperbaiki program tol laut dengan menggandeng perusahaan raksasa asal Jepang.

Alasannya, menurut Lenis, harga bahan pangan dan bahan bakar minyak (BBM) di Papua dan Papua Barat masih tinggi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan kapal kargo bermuatan besar dan berteknologi tinggi sehingga tidak membutuhkan crane untuk proses bongkar muat. Kapal ini diproyeksikan beroperasi mulai November 2017.

"Meski program sudah memasuki tahun ketiga, masyarakat di Papua dan Papua Barat masih mengkritik. Tol laut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, harga BBM tidak turun-turun sesuai program Nawacita Presiden Joko Widodo," ujar Lenis.

Ketua Himpunan Ahli Pelabuhan Indonesia (HAPI) Wahyono Bimarso menyatakan pengusaha pelayaran Indonesia memiliki kapal-kapal bermuatan 1.000-2.000 TEUs serta melayani rute-rute besar ke Indonesia bagian barat dan timur.

Swasta, lanjut Wahyono, takutnya ada investor besar khususnya dari asing yang masuk ke tol laut, kemudian mendatangkan kapal 3.000 dan akan mengambil rute-rute yang bersinggungan dengan mereka.

"Karena itu, investor tersebut harus ditahan, tidak boleh. Kita punya azas cabotage, jadi bendera asing tidak boleh masuk ke dalam pelayaran kita," ujar Wahyono.

sumber: Bisnis

Rabu, 01 November 2017

Humpuss Intermoda (HITS) Tambah 1 Kapal Tanker Minyak


Emiten pelayaran PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. siap menambah satu kapal tanker minyak pada awal bulan depan.

Daryono, Corporate Secretary Humpuss Intermodal, mengungkapkan bahwa perseroan telah menambah kapal pengangkut minyak baru pada bulan lalu dengan nilai US$9,9 juta. Kini penambahan kapal baru masih dalam proses negosiasi.

"Dana pembelian kapal akan menggunakan modal sendiri dibantu dari Bank Bukopin. Harga kapal senilai US$10 juta," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com akhir pekan lalu.

Dia mengungkapkan, kapal pengangkut ini adalah jenis oil tanker, dengan kapasitas 17.500 DWT. Kini kapal baru yang tengah dinanti oleh emiten bersandi saham HITS itu telah memiliki kontraknya dengan Pertamina.
Adapun nilai kontrak kapal tersebut dengan Pertamina dalam 3 tahun hampir US$12 juta. Kapal baru ini, akan digunakan untuk mendukung distribusi minyak ke Kawasan Timur Indonesia.

Dia memproyeksikan, sebelum akhir tahun, HITS memiliki tambahan tiga kapal baru untuk mendongkrak kinerja perseroan. Sebelumnya, manajemen HITS merencanakan untuk menambah empat kapal baru dengan anggaran belanja modal senilai US$62 juta hingga akhir tahun.

Hingga Juni 2017, HITS membukukan pendapatan senilai US$34,81 juta, meningkat 16,27% dari posisi US$29,94 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan pun berhasil mengerek laba perseroan.
Total laba yang dibukukan Humpuss hingga Juni 2017 mencapai US$2,99 juta, meningkat hingga 160% year on year dari posisi US$1,15 juta pada Juni 2016. Kinerja HITS pada paruh pertama tahun ini, berada di atas rata-rata industri pelayaran Indonesia.

Rencana penambahan kapal oleh HITS adalah sejalan dengan kebutuhan di lapangan. Manajemen HITS tidak ingin membeli kapal hanya untuk kepentingan spekulasi. Perseroan hanya akan membeli kapal bila telah mendapat kepastian perolehan pekerjaan tertentu yang membutuhkan kapal.

sumber: Bisnis