Ilustrasi
"Bismillah," doa dari sang kapten memulai perjalanan Teras BRI Kapal Bahtera Seva III dari Pulau Kayoa menuju homeport di Pulau Bacan. Perjalanan di Kayoa menuju Pulau Bacan memang lebih "spesial" dibanding dengan perjalanan sebelumnya. Kenapa? Jebakan karang dan pertemuan arus alasannya.
Oleh karena itu, saat mesin mulai menderu, seorang nelayan dengan kapal kecil telah bersiap di depan kapal kami. Nelayan tersebut 'menuntun' kapal melewati jebakan karang yang ada di kanan kiri kapal.
Dengan perlahan dan hati-hati sang kapten piawai dan lihai hingga akhirnya kapal buatan Amerika ini lolos dari jebakan karang. Tapi tunggu dulu, ini baru satu tantangan. Lepas dari jebakan karang, kapal yang dikomandoi Indra Asmara Yudha (32) harus menghadapi tantangan berikutnya berupa pertemuan arus yang terus berlangsung hingga satu sampai dua jam ke depan.
Selama itu, kapal terus menerus terombang-ambing hebat sampai jika tak ada yang bisa berdiri normal semua terguncang dan memilih duduk diam.
"Lalu lintas di sini sebenarnya sepi yang paling riskan itu memang karang sama pusaran air. Arusnya gitu muter-muter sehingga membawa kapal jadi liar. Biasanya itu akibat efek dari gaya luar makanya kalau kapal ke kanan kita balasnya ke kiri. Itu ada di arah Batang Lomang dan satu lagi saat keluar dari Kayoa," cerita Indra kepada detikFinance di atas Teras BRI Kapal Bahtera Seva III, Kamis (7/3/2019).
Soal ombak, Indra menceritakan di Halmahera Selatan bergantung dari musim. Jika musim barat, ombak yang menghadang itu besar tapi ada jedanya satu atau dua hari
"Nanti begitu lagi kalau musim timur ombak kecil tapi kontinyu. Cuma kita pikiran alat-alat di sini kadang bisa geser itu yang kita pikirkan. Kalau kapal masih bisa dikendalikan saat musim ombak," jelas pria yang sudah jadi kapten selama 2 bulan tersebut.
Lebih jauh, Indra mengatakan setidaknya ada tantangan lain, selain jebakan karang dan pertemuan arus. Tantangan tersebut adalah dermaga yang masih jauh dari kata layak.
"Karena di Desa Batang Lomang, lelei, Madapolo, Kayoa terbuat dari kayu dan konstruksinya tidak sekuat cor-coran yang kuat jadi nggak bisa sembrono nanti bisa roboh dermaganya. Kebetulan juga banyak karang jadi harus melewati bener-bener harus fokus GPS on track kalau lari bisa nyangkut ke karang," curhat dia.
Sementara itu, Chief Engineer Aditya Okianto mengatakan dari sisi teknis tak ada kendala yang berarti saat mengarungi 6 pulau. Kendati demikian dia mengaku kesulitan dalam mencari sparepart jika ada material yang harus diganti.
"Tapi perusahaan kita menerapkan plan maintance system untuk merawat umur mesin agar tidak breakdown di tengah. Ke depan saya berharap semoga kerja sama dengan BRI terus berlangsung sampai batas waktu yang ditentukan," tukas Aditya.
Sebagai informasi, Teras BRI Kapal Bahtera Seva III atau sering disebut Bahtera Seva yang melayani perbankan di sekitar Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Bank terapung ini beroperasi selama 4 hari setiap minggu yang mempunyai rute Pulau Bacan (homeport), Pulau Batang Lomang, Mandioli, Madapolo, Pasipalele, Saketa, Kayoa, lalu kembali lagi ke homeport. Adapun jadwal pelayarannya dari Selasa hingga Jumat. Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva.
sumber: detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar