Perusahaan pembuatan dan perbaikan kapal PT Krakatau Shipyard musti mengambil langkah hati-hati dalam bisnisnya untuk saat ini. Hal ini karena kurs rupiah terhadap dollar AS kerap melemah yang saat ini mengutip Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) sudah mencapai Rp 14.541 per dollar AS.
Direktur Utama Krakatau Shipyard Askan Naim menjelaskan sejauh ini margin dari bisnis pembuatan kapal miliknya tidak terlalu besar. “Jika sampai 10% marginnya itu sudah bagus banget,” katanya kepada Kontan.co.id pada Senin (23/7).
Askan mengatakan, jika dolar terus menguat semakin tajam, maka keuntungan yang diperoleh bakal semakin tipis walaupun sudah menggunakan strategi klausul harga mengikuti kurs. “Dipastikan jika sudah mencapai Rp 17.000 itu pembuatan kapal pasti rugi,” jelas Askan.
Bisnis pembuatan kapal bagi Krakatau Shipyard hanyalah sebagai bentuk kebanggaan perusahaan saja. Lebih dari itu, kesuksesan perusahaan dalam pembuatan kapal hanya ingin menunjukkan performa perusahaan secara kualitatif.
Tapi, secara kuantitatif justru bisnis reparasi yang memiliki keuntungan yang lebih besar. “Cash flow aman dari situ, karena reparasi sebetulnya lebih menjanjikan” ujarnya.
Salah satunya, karena bahan baku untuk reparasi bisa banyak ditemukan dari produsen lokal. Sebut saja bahan-bahan seperti bahan plat, siku kapal, kawat las, dan oksigen walaupun ada juga beberapa bahan seperti plat baja yang harus didatangkan secara impor.
Kendati demikian, dollar yang kerap menguat juga membuat perusahaan melakukan penyesuaian harga pada bisnis reparasi kapal. Saat ini kenaikan sudah berdampak dan disebut Askan mencapai 6% hingga 7%.
sumber: kontan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar