Dalam waktu dekat kapal-kapal yang membawa komoditas ekspor asal Kaltim ke luar negeri, tidak lagi harus melalui Surabaya. Namun sudah bisa langsung dilakukan di Kaltim. Hal ini setelah akan kembali diberlakukannya kegiatan direct call atau ekspor langsung ke negara tujuan. Dengan adanya kebijakan perdagangan ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi Kaltim.
Eka Kurniati, Kabag Industri dan Jasa Biro Perekonomian Setdaprov Kaltim mengatakan pelepasan secara simbolis ini akan digelar pada 23 Maret 2020 mendatang. Dan rencananya akan dilepas langsung oleh Gubernur Kaltim Isran Noor di dua pelabuhan di Terminal Peti Kemas Kariangau Balikpapan, yang dikelola PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT), pada 23 Maret 2020 mendatang.
"Memang informasi awal akan dilakukan pada 22 Maret, tapi karena salah satu pimpinan perusahaan yang menyediakan kapal tidak ada penerbangan di hari itu. Jadi diundur menjadi tanggal 23 Maret 2020," ujar Eka.
Terpisah Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Kaltim Fuad Asadin mengatakan, direct call kali ini akan memperluas tujuan ekspor Kaltim, yang selama ini hanya berharap pada 5 negara utama ekspor yakni Jepang, Tiongkok, India, Taiwan, dan beberapa negara di Eropa.
"Nanti kita akan tingkatkan. Juga, ini (direct call) akan mengoptimalkan produk unggulan Kaltim. Jadi tidak hanya mengandalkan batubara dan migas saja," papar Fuad.
Fuad melanjutkan setidaknya ada beberapa komoditas unggulan Kaltim yang tercatat bakal diangkut ke 4 negara tujuan.
"Sekarang masih proses, kita belum tahu persis. Tapi dari laporan yang saya terima, komoditasnya ada kayu lapis atau plywood, molding, rumput laut, kelapa, cangkang Sawit, dan udang. Dikirimnya ke Tawau, Singapore, Filipina, Tiongkok baru ke seluruh dunia," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Humas Setdaprov Kaltim Muhammad Syafruddin menjelaskan, dari catatan dimilikinya pelabuhan PT KKT sejak 2018 telah melayani direct call produk kayu dan perkebunan Kaltim ke Tiongkok, oleh PT SITC Indonesia. Dimulai pada Maret 2018, sebanyak 17 TEUS (twenty feet equivalent unit), April (27 TEUS) dan Mei (32 TEUS). Namun karena terbatasnya volume komoditi yang bisa diekspor, sehingga dipandang tak masuk hitungan ekonomi jika harus terus direct call.
Setelah dilakukan pertemuan dengan pelaku usaha dan eksportir. Selanjutnya, Disperindagkop dan UMKM di bawah arahan Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan menginventarisasi dan mengidentifikasi faktor penghambat, dan instansi penanggung jawab.
“Berikutnya disusun matriks, dengan memasukkan hal-hal yang perlu dilakukan, batas waktu pelaksanaan dan penanggung jawab pelaksanaan. Setelah disepakati rumusan tugas dan penanggung jawab ini dikirimkan kepada perangkat daerah terkait, baik daerah maupun pusat. Kemudian, dilakukan Rapat Koordinasi dengan semua instansi terkait, termasuk kunjungan kerja ke Pelindo IV di Makassar dan Pelindo III di Surabaya, sehingga akhirnya memberikan hasil," terang Ivan.
Dengan ketersediaan komoditi atau produk angkutan dari Kaltim, dan menerima muatan sekitarnya seperti dari Kaltara, Sulbar dan Sulteng jumlah komoditi yang diangkut lebih dari cukup. Demikian pula dalam mendukung pembangunan ibu kota negara akan masuk kapal dari Korea yang membawa kargo impor berupa mesin untuk pembangunan kilang Pertamina.
“Direncanakan Maret akan masuk setiap dua minggu sekali dalam sebulan, dan kapal Singapura sudah membawa kargo impor. Kapal-kapal angkutan impor ini akan menyediakan pelayanan angkutan ekspor ke negara-negara lain. Diharapkan ini bisa menggerakkan perekonomian Benua Etam Kalimantan Timur,” pungkasnya.
sumber: selasar.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar