Emiten pelayaran, PT Trans Power Marine Tbk. berencana untuk menambah armada kapal pada tahun ini. Perseroan menargetkan menambah 6 set kapal tunda dan tongkang.
Direktur Trans Power Marine Rudy Sutiono mengatakan bahwa rencana tersebut dipilih guna meningkatkan kinerja perseroan di tengah tingginya permintaan pengangkutan batu bara. “Kalau mau meningkatkan pendapatan ya harus menambah armada,” ujarnya di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Menurutnya, tingginya permintaan pengangkutan batu bara pada tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti munculnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru, berkembangnya industri di dalam negeri, dan adanya smelter di daerah Sulawesi membuat produksi batu bara pada tahun ini meningkat. “Dengan kondisi sekarang permintaan sudah lebih besar dari kapal yang ada, kami sampai sewa-sewa kapal ke tempat lain,” ungkapnya.
Selain menambah 6 set kapal tunda dan tongkang, emiten berkode saham TPMA itu akan menambah kapal berjenis mother vessel. Namun, Rudy menjelaskan perseroan masih mengkaji pembelian tersebut. Di samping itu, perseroan masih mengalami kesulitan untuk mencari kapal jenis tersebut. “Kami kan mother vessel ada permintaan dari salah satu customer di Sulawesi, ada rencana untuk mother vessel,” jelasnya.
Pada 2019, perseroan menganggarkan belanja modal senilai Rp150 miliar. Pada tahun sebelumnya realisasi anggaran belanja modal perseroan senilai US$4,1 juta yang digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan armada.
Dalam rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) yang digelar perseroan di Jakarta, Selasa (21/5/2019), TPMA menebar dividen atas laba bersih buku tahun 2018 senilai US$4,93 juta.
Pembagian dividen tersebut merupakan 64% dari laba bersih tahun 2018 dengan nominal Rp26,6 per saham atau sebanyak Rp70,04 miliar. Sisa laba bersih perseroan senilai US$2,78 jug ditetapkan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan pada tahun ini.
Selain itu, pada tahun ini perseroan mendapatkan fasilitas pinjaman senilai U$10 juta yang didapat melalui perbankan dalam negeri dan luar negeri. “Tiap tahun kami meminta izin penjaminan ke pemegang saham untuk melakukan peminjaman, dan tahun ini kami dapat yang akan digunakan untuk pembelian kapal,” ujarnya.
Adapun hingga saat ini, utilisasi armada kapal TPMA sudah maksimal atau seluruh 35 set kapal tunda dan tongkat, serta 3 floating crane telah beroperasi. Rudy mengatakan bahwa perseroan menargetkan utilisasi armada sepanjang tahun ini dapat mencapai di atas 99%. “Jadi sampai tahun ini cuma ada 2 set yang harus docking,” katanya.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15%—20%. Adapun sepanjang tahun berjalan, realisasi kontrak yang didapatkan TPMA yakni kontrak pengangkutan sebanyak 11 juta ton dengan nilainya US$43,8 juta.
sumber: bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar