Selasa, 24 Oktober 2017
Minim Galangan, Kegiatan Docking Kapal jadi Kendala di Wilayah Timur Indonesia
Indonesia National Shipowners’ Association (INSA) sebagai pengguna jasa galangan kapal berharap kepada Pemerintah agar pembangunan galangan tidak terkonsentrasi di wilayah Barat saja. Saat ini pelayaran justru mengalami kendala melakukan docking kapal, khususnya bagi kapal besar yang beroperasi di wilayah Timur Indonesia.
“Sebaiknya galangan kapal besar juga dibangun di Indonesia bagian timur, sehingga kapal-kapal wilayah timur yang memerlukan perawatan tidak perlu ke wilayah barat dulu,” jelas Carmelita Hartoto, Ketua Umum INSA yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perhubungan kepada Maritimnews, Minggu (23/7).
Menurut Carmelita, dampak dari minimnya dan belum adanya industri pendukung pada galangan-galangan di wilayah Timur Indonesia, tentu menjadi kendala bagi pelayaran (kapal besar) yang ingin melakukan docking. Akhirnya perawatan kapal terpaksa ke galangan kapal di wilayah barat untuk naik dock, antara lain ke Surabaya.
“Kapal yang biasa beroperasi di wilayah timur harus dimobilisasi ke wilayah barat dan mengantri masuk dock. Tentunya hal ini memakan waktu serta biaya tinggi,” tuturnya.
Pihak Pelayaran mendukung realisasi penambahan lokasi dock di wilayah timur yang lebih besar. Namun menuju kesana, tentunya harus ada pembangunan sentra-sentra industri pendukung di wilayah timur Indonesia sekaligus power plant sebagai sumber energi. Dengan begitu, investor tertarik dan bisa membangun galangan kapal nasional di wilayah timur.
Adapun galangan kapal sebagai tempat memperbaiki yang di wilayah Indonesia timur, seperti di Balikpapan, Samarinda atau Makassar ukurannya masih kecil-kecil. Di pelabuhan-pelabuhan tersebut masih mengalami kendala pada pengadaan industri penopang, seperti plat baja, pipa dan komponen industri lainnya.
Indonesia National Shipowners’ Association (INSA) sebagai pengguna jasa galangan kapal berharap kepada Pemerintah agar pembangunan galangan tidak terkonsentrasi di wilayah Barat saja. Saat ini pelayaran justru mengalami kendala melakukan docking kapal, khususnya bagi kapal besar yang beroperasi di wilayah Timur Indonesia.
“Sebaiknya galangan kapal besar juga dibangun di Indonesia bagian timur, sehingga kapal-kapal wilayah timur yang memerlukan perawatan tidak perlu ke wilayah barat dulu,” jelas Carmelita Hartoto, Ketua Umum INSA yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perhubungan kepada Maritimnews, Minggu (23/7).
Menurut Carmelita, dampak dari minimnya dan belum adanya industri pendukung pada galangan-galangan di wilayah Timur Indonesia, tentu menjadi kendala bagi pelayaran (kapal besar) yang ingin melakukan docking. Akhirnya perawatan kapal terpaksa ke galangan kapal di wilayah barat untuk naik dock, antara lain ke Surabaya.
“Kapal yang biasa beroperasi di wilayah timur harus dimobilisasi ke wilayah barat dan mengantri masuk dock. Tentunya hal ini memakan waktu serta biaya tinggi,” tuturnya.
Pihak Pelayaran mendukung realisasi penambahan lokasi dock di wilayah timur yang lebih besar. Namun menuju kesana, tentunya harus ada pembangunan sentra-sentra industri pendukung di wilayah timur Indonesia sekaligus power plant sebagai sumber energi. Dengan begitu, investor tertarik dan bisa membangun galangan kapal nasional di wilayah timur.
Adapun galangan kapal sebagai tempat memperbaiki yang di wilayah Indonesia timur, seperti di Balikpapan, Samarinda atau Makassar ukurannya masih kecil-kecil. Di pelabuhan-pelabuhan tersebut masih mengalami kendala pada pengadaan industri penopang, seperti plat baja, pipa dan komponen industri lainnya.
sumber: maritimnews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar